CakapCakap – Cakap People! Tidak ada yang lebih nikmat dari “aroma mobil baru”, menurut keyakinan banyak orang. Namun, ada sudut kesehatan yang perlu dipertimbangkan terkait aroma yang berasal dari bahan kimia berbahaya.
Sebuah studi terbaru oleh Institut Teknologi Beijing dan Harvard TH Chan School of Public Health di AS menemukan bahwa kabin kendaraan baru berisi 20 senyawa organik yang mudah menguap (VOC), yang berpotensi mengandung zat penyebab kanker. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Cell Reports Physical Science.
Badan Perlindungan Lingkungan mendefinisikan VOC sebagai senyawa yang memiliki tekanan uap tinggi dan kelarutan air rendah, yang ditemukan dalam cat, obat-obatan, dan bahan bakar minyak bumi. Secara khusus, penelitian ini menemukan formaldehida tingkat tinggi (34,9 persen) dan asetaldehida (60,5 persen) di dalam mobil baru.
Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti menggunakan sensor untuk menguji kandungan kimia di dalam mobil baru yang “kedap udara” (semua jendela dan pintu tertutup), lalu diparkir di luar selama 12 hari. Pengujian dilakukan pada suhu dan tingkat kelembapan yang berbeda.
“Penilaian risiko menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker seumur hidup yang tinggi bagi pengemudi yang terpapar beberapa bahan kimia melalui penghirupan, pencernaan, dan serapan kulit,” kata penulis studi yang juga direktur Institut Teknik Termal di Institut Teknologi Beijing, Dr Jianyin Xiong, dilansir Fox News, Jumat 21 April 2023.
Emisi bahan kimia di dalam kabin bergantung pada suhu permukaan material dengan suhu udara, menurut Dr Xiong. Temperatur yang lebih tinggi berkorelasi dengan jumlah bahan kimia yang lebih tinggi.
Penulis penelitian mengatakan para peneliti menggunakan SUV menengah baru (kendaraan listrik hibrida) yang dibuat pada 2022. Ahli toksikologi medis dan direktur medis dari National Capital Poison Center di Washington DC, Kelly Johnson-Arbor, menjelaskan bahwa VOC adalah gas yang dilepaskan ke udara dari produk seperti furnitur, kain, dan bahan kimia.
VOC juga ada pada “aroma mobil baru” yang hadir pada kendaraan yang baru keluar dari pabrik. Kelly tidak terlibat dalam penelitian, namun ia menjelaskan bahwa temperatur yang lebih tinggi berkorelasi dengan jumlah bahan kimia yang lebih tinggi.
“Beberapa VOC, termasuk formaldehida, dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan bagi manusia,” kata dia.
Dalam pengujian interior mobil baru, konsentrasi beberapa bahan kimia (terutama formaldehida dan asetaldehida) ditemukan beberapa kali lebih tinggi dari batas standar. Formaldehida adalah gas tidak berwarna dan mudah terbakar yang digunakan untuk membuat produk bangunan rumah dan ditemukan di knalpot mobil.
Asetaldehida adalah senyawa kimia organik yang digunakan untuk membuat resin poliester, parfum, dan pewarna. Ini juga sering digunakan untuk membuat bahan kimia lainnya. Tingkat paparan bahan kimia akan berkurang seiring waktu saat mobil digunakan.
“Orang yang menghirup formaldehida atau asetaldehida pada tingkat ini untuk waktu yang singkat dapat mengalami gejala iritasi yang memengaruhi mata, paru-paru, hidung, dan tenggorokan,” kata Kelly.
Beberapa orang akan lebih sensitif daripada orang lainnya dan mungkin mengalami sakit kepala, pusing, atau kesulitan bernapas. Jika terhirup dalam jangka waktu yang lebih lama, uap tersebut juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan kanker.
Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukannya, Dr Xiong menyarankan agar perancang kendaraan memilih bahan interior yang lebih ramah lingkungan. Mereka juga perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kualitas udara di dalam kabin.
Konsumen tidak dapat memilih bahan yang digunakan dalam proses produksi. Solusinya, gunakanlah pembersih udara di dalam mobil dan buka jendela saat mengemudi jika cuaca memungkinkan.