CakapCakap – Cakap People, para arkeolog China menemukan lebih dari 500 relik berusia sekitar 3.000 tahun. Penemuan itu dari situs reruntuhan Sanxingdui yang terletak di Provinsi Sichuan, China barat daya.
Berdasarkan temuan tersebut, diyakini bisa membantu menjelaskan asal usul peradaban China di masa lampau. Reruntuhan Sanxingdui sendiri mendapatkan julukan sebagai salah satu penemuan arkeologi terbesar di dunia pada abad ke-20.
Ditemukan Pecahan Topeng Emas
Dilansir Kompas dari Xinhua, lokasi penemuannya berada di kota Guanghan, jaraknya sekitar 60 km dari ibu kota provinsi Chengdu.
Di lokasi tersebut ditemukan reruntuhan dengan luas 12 km persegi yang diklaim sebagai sisa-sisa Kerajaan Shu, usianya sekitar 4.800 tahun serta berlangsung lebih dari 2.000 tahun. Menurut Global Times dilansir dari laman yang sama, di antara relik itu terdapat serpihan topeng emas yang sangat indah.
Pecahan topeng tersebut dijumpai pada salah satu lubang yang seolah mengejutkan arkeolog lantaran ukurannya jauh lebih besar ketimbang temuan arkeologi sebelumnya. Ia memiliki lebar sekitar 23 cm dengan tinggi 28 cm, dan berat kurang lebih 280 gram.
Pemeriksaan awal oleh para arkeolog menunjukkan jika topeng tersebut memiliki kandungan emas sekitar 84%. Menurut evaluasi, seluruh topeng emas dapat mempunyai berat hingga lebih dari 500 gram.
Apabila topeng emas itu dapat ditemukan lengkap, maka bakal menjadi topeng emas terberat dan terbesar di periode yang sama.
Selain topeng emas, ditemukan pula jejak sutra yang telah membusuk dari situs tersebut. Ini merupakan kali pertama sutra yang berasal lebih dari 3.000 tahun lalu ditemukan pada provinsi itu.
Protein sutra sudah terdeteksi beberapa kali melalui uji sampel tanah, dan membuktikan jika sutra itu telah digunakan oleh kerajaan Sanxingdui lebih dari 3.000 tahun lalu. Situs tersebut awalnya ditemukan oleh seorang petani di sekitar tahun 1920-an.
Situs Reruntuhan Sanxingdui Masih Menjadi Misteri
Di tahun 1988 silam, situs Sanxingdui berada di bawah perlindungan tingkat negara bagian. Penemuan situs tersebut memicu banyak pertanyaan penting terkait asal usul peradaban China yang usianya ribuan tahun sebelum 1980-an.
Sanxingdui sendiri menjadi teka-teki bagi para sejarawan lantaran tak meninggalkan jejak tertulis. Dijumpai banyak artefak yang digali di reruntuhan tersebut, yang menampilkan grafik dan karakter misterius. Misalnya saja gambar perunggu burung manusia yang terkesan aneh.
Ada juga topeng sebagian manusia, dan sebagian hewan dengan alis dan mata besar. Bahkan di Oktober 2019 lalu, proyek penggalian skala besar baru di situs tersebut juga diluncurkan Cakap People.