CakapCakap – Cakap People! Argentina akan memperketat langkah-langkah lockdown pandemi untuk memerangi gelombang COVID-19 kedua yang parah, kata Presiden Alberto Fernandez pada hari Kamis, 20 Mei 2021, menggarisbawahi kekhawatiran karena kasus harian dan kematian telah memecahkan rekor selama seminggu terakhir.
Reuters melaporkan, langkah-langkah “circuit-breaker” yang ketat akan mulai berlaku pada hari Sabtu, 22 Mei 2021, dan berlangsung hingga 31 Mei 2021. Dengan kebjakan ini, maka sekolah dan perdagangan non-esensial akan ditutup dan pelarangan acara sosial, keagamaan dan olahraga di negara berpenduduk 45 juta orang itu.
“Kami menjalani saat-saat terburuk sejak pandemi dimulai,” kata Fernandez. “Hari ini tidak seperti sebelumnya, kita semua harus menjaga diri kita sendiri untuk menghindari semua kerugian yang kita bisa.”
Warga negara yang tidak digolongkan sebagai pekerja esensial akan diizinkan keluar rumah tidak jauh dari tempat tinggal mereka antara pukul 06.00 pagi hingga 18.00; jika tidak, mereka harus tinggal di rumah.
Pembatasan tersebut muncul karena pemerintah mempercepat kampanye vaksinasi yang telah memperlambat rencana awal yang ambisius. Sejauh ini, hanya 4,7% dari populasi yang telah diinokulasi penuh dan 18,4% telah menerima setidaknya satu dosis, menurut analisis Reuters.
Fernandez juga mengumumkan paket penyelamatan ekonomi untuk sektor-sektor yang paling parah terkena pandemi, yang telah memperburuk krisis yang telah melanda negara itu selama tiga tahun terakhir dan menyebabkan jutaan orang Argentina dalam kemiskinan.
Argentina melaporkan 35.884 kasus COVID-19 baru pada hari Kamis, 20 Mei 2021, setelah mencapai rekor tertinggi 39.652 pada hari Rabu, 19 Mei 2021.
Total infeksi COVID-19 di Argentina berjumlah sekitar 3,45 juta, yang menempatkan negara itu di depan Brasil yang terpukul paling parah berdasarkan data per kapita dan telah mendorong unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit ke kondisi hampir kewalahan. Ada 72.699 kematian yang dikonfirmasi.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 165 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 3,4 juta orang meninggal dunia usai terjangkit virus tersebut sejauh ini.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan total kumulatif infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, yaitu dengan telah melaporkan lebih dari 33,8 juta kasus, dan lebih dari 602.000 kematian.
India menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat untuk jumlah total kasus COVID-19, yaitu sebanyak lebih dari 26 juta, sedangkan angka kematian mencapai lebih dari 291.000.
Brasil melengkapi tiga besar untuk jumlah total kasus COVID-19, yaitu lebih dari 15,8 juta. Negara ini mencatat angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah AS, yaitu lebih dari 444.000 orang meninggal akibat COVID-19.