CakapCakap – Cakap People! Pandemi virus corona lebih mematikan bagi orang Amerika Serikat daripada Perang Vietnam. Pasalnya, angka kematian akibat virus dalam tiga bulan terakhir lebih tinggi daripada jumlah kematian yang dialami AS dalam pertempuran yang berlangsung selama dua dekade tersebut.
Melansir The Daily Mail, Rabu, 29 April 2020, angka kematian akibat virus corona di Amerika Serikat telah mencapai 58.233 pada Selasa malam, 28 April 2020, waktu setempat. Jumlah itu menunjukkan bahwa ada lebih banyak orang Amerika meninggal karena virus corona sejak awal tahun ini daripada korban yang diderita AS dalam Perang Vietnam antara tahun 1955 hingga 1975.
Seperti diketahui, ada sebanyak 58.220 orang Amerika yang meninggal di Vietnam dalam Perang Vietnam ketika itu, demikian menurut NPR.
Ada 17,6 kematian orang Amerika per 100.000 penduduk karena wabah virus corona itu, bahkan di tahun paling mematikan saat Perang Vietnam hanya ada setengahnya, yaitu 8,5 kematian orang Amerika per 100.000 penduduk pada tahun 1968.
Tonggak sejarah baru yang suram datang ketika Johns Hopkins University mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat telah mencapai lebih dari satu juta orang yang terinfeksi virus corona tersebut.
Tingginya jumlah korban meninggal di AS selama Perang Vietnam menyebabkan protes besar-besaran ketika itu di seluruh negeri yang menyerukan diakhirinya keterlibatan Amerika.
Pandemi virus corona di Amerika Serikat juga memicu protes untuk membuka kembali negara itu dan meminta agar pedoman jarak sosial dicabut.
Pada bulan April 2020, angka kematian harian nasional akibat virus corona mencapai lebih dari 2.000 dalam sepuluh hari.
Sebaliknya, hari yang paling mematikan di Vietnam adalah pada 31 Januari 1968, ketika 246 personel AS tewas dalam serangan Tet.
Pada 1968 terbukti menjadi tahun paling mematikan bagi AS di Vietnam dengan 16.899 kematian, namun ada lebih banyak kematian akobat virus corona di Amerika dibanding dalam perang tersebut dalam sepuluh hari terakhir.
Kematian akibat virus corona di AS semakin mendekati musim flu 2017-2018, yang paling mematikan dalam satu dekade, ketika ada 61.000 kematian terkait influenza dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) selama sekitar delapan bulan.
Bahkan jika kematian akibat virus corona di Amerika Serikat tidak mencapai angka ini — yang pada tingkat kematian harian saat ini tampaknya mustahil — kerangka waktu masih akan membuatnya lebih mematikan daripada musim flu.
Selama Perang Vietnam dan pandemi virus corona, presiden AS sama-sama telah bergulat dengan peningkatan perhatian media dalam meliput krisis nasional.