CakapCakap – Cakap People! Sebuah pengadilan distrik di Massachusetts, Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 1 Juni 2023, menolak sebuah permohonan dari pengacara untuk kliennya yang berumur 12 tahun, yang mencari hak kebebasan berbicara karena ingin mengenakkan sebuah kaos oblong bertuliskan ‘hanya ada dua gender’.
Pengadilan distrik AS untuk distrik Massachusetts di Boston menolak memberikan sebuah perintah sementara sehingga membuat SMP Nichols Middle School tetap harus melarang Liam Morrison mengutarakan pandangannya soal gender hingga pengadilan tingkat tinggi menjatuhkan putusan akhir.
“Liam tidak secara gamblang memakai apapun yang ia ingin kenakan. Dia hanya diizinkan oleh teman-temannya melakukan apa yang ia ingin lakukan, di antaranya mengutarakan pandangannya dengan cara yang tidak menggangu,” kata Logan Spena, konsul bidang hukum Alliance Defending Freedom, Kamis, 1 Juni 2023, yang menyebut pesan Morrison tidak inklusif dan bisa mengecualikannya, seperti dikutip RT.com.
Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Alliance Defending Freedom dan Massachusetts Family Institute menggugat SMP Nichols Middle School dan Pemerintah Kota Middleborough setelah Morrison pada 21 Maret 2023 dikeluarkan dari kelas olahraga dan diminta untuk mencopot kaos oblong yang bertuliskan ‘hanya ada dua gender’. Morrison menolak permintaan itu, lalu ayahnya ditelepon untuk menjemput Morrison pulang.
Seorang staf di sekolah dilaporkan mengatakan pada Morrison kalau kaosnya telah menjadi gangguan pada sebuah kelas yang dilindungi dan menciptakan kegaduhan saat proses belajar-mengajar karena membuat sejumlah orang merasa tidak aman. Meski begitu, Morrison mengatakan pada Komite sekolah di Middleborough bahwa tidak ada seorang pun yang merasa kurang nyaman atau resah ketika dia memakai kaos tersebut di dalam kelas.
Pada bulan lalu, Morrison melakukan aksi protes ke sekolahnya dengan menggunakan kaos lain bertuliskan ‘hanya jenis kelamin yang disensor’. Yang terjadi kemudian, dalam hitungan menit dia dikeluarkan dari kelas dan diminta mengganti kaosnya.
Itulah informasi tentang anak 12 tahun di Amerika Serikat yang meminta hak kebebasan berbicara ke pengadilan.