CakapCakap – Cakap People! All Nippon Airways (ANA) mengatakan pada hari Selasa, 26 Januari 2021, bahwa pihaknya akan menangguhkan layanan di 16 rute penerbangan internasional mulai akhir Maret 2021 karena penurunan permintaan perjalanan di tengah pandemi virus corona.
Melansir The Jakarta Post, layanan yang akan dihentikan dalam jadwal baru antara 28 Maret hingga 30 Oktober termasuk antara bandara Haneda Tokyo dan Moskow, dan bandara Narita di timur ibu kota Jepang dan New York, serta San Francisco, sambil mengurangi jumlah penerbangan antara Haneda dan Bangkok serta dua rute lainnya.
Skala operasi kemungkinan akan menjadi setengah dari rencana awal tahun lalu untuk periode tersebut. ANA, yang kini telah memangkas sekitar 80 persen penerbangan internasionalnya dari rencana awal, mengatakan akan mempertahankan pendekatan yang fleksibel untuk operasinya sambil terus memantau tren permintaan dan situasi pandemi.
Maskapai besar Jepang juga mengatakan akan mengurangi biaya dengan menggunakan pesawat yang lebih kecil dan mempromosikan penghentian awal Boeing 777-nya, menggantinya dengan Boeing 787 yang lebih hemat bahan bakar, sejalan dengan rencananya yang diumumkan pada bulan Oktober.
Penurunan penumpang menyebabkan industri penerbangan kehilangan $ 84,3 miliar pada tahun 2020 dengan perkiraan pendapatan turun 50 persen, menurut IATA, yang mewakili sekitar 290 maskapai penerbangan atau 82 persen lalu lintas udara global.
Dua maskapai penerbangan terbesar Jepang melaporkan pendapatan suram dalam pendapatan kuartalan terbaru mereka.
Japan Airlines melaporkan kerugian bersih 93,71 miliar yen ($ 879 juta) untuk kuartal April-Juni, kerugian terbesar setiap tiga bulan sejak periode April-Juni pada tahun fiskal 2009.
ANA Holdings, perusahaan induk dari All Nippon Airways, mencatatkan rekor kerugian bersih 108,82 miliar yen pada kuartal hingga Juni.
Tidak ada operator yang memberikan perkiraan untuk setahun penuh hingga Maret 2021, dengan mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak virus.
Sekedar diketahui, virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menjangkiti lebih dari 100 jura orang di seluruh dunia, termasuk telah menewaskan lebih dari dua juta orang.
Virus ini juga telah menyebar dan menjangkau ke 191 negara di dunia sejak pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu.