in ,

Amazon Berikan Bonus Liburan Rp 7 Triliun Kepada Para Karyawannya di AS

Staf operasi penuh waktu di Amerika Serikat yang dipekerjakan oleh Amazon dari 1 Desember hingga 31 Desember akan menerima bonus.

CakapCakapCakap People! Amazon.com Inc mengatakan pada hari Kamis, 26 November 2020, bahwa pihaknya akan menghabiskan lebih dari 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,065 triliun sebagai bonus akhir tahun bagi para karyawan garis depan mereka di Amerika Serikat yang harus bekerja pada musim liburan di tengah pandemi COVID-19.

Melansir laporan Reuters, dalam sebuah postingan blog, Amazon mengumumkan bahwa staf operasi penuh waktu di Amerika Serikat yang dipekerjakan oleh Amazon dari 1 Desember hingga 31 Desember akan menerima bonus sebesar 300 dolar AS. Sementara, mereka yang bekerja paruh waktu akan mendapatkan bonus 150 dolar AS.

Papan tanda terlihat di fasilitas Amazon di Bethpage di Long Island, New York, AS, 17 Maret 2020. [Foto: REUTERS]

Beberapa pelaku ritel, termasuk Walmart Inc dan Home Depot Inc, telah menghabiskan jutaan dolar untuk bonus karyawan sebagai kompensasi kepada staf yang melayani lonjakan belanja online selama pandemi.

Dalam putaran bonus sebelumnya di bulan Juni, Amazon menghabiskan dana 500 juta dolar AS dalam pembayaran satu kali bonus kepada karyawan dan mitra lini depan.

Peritel online terbesar di dunia ini telah menghadapi pengawasan ketat dari anggota parlemen dan serikat pekerja AS mengenai apakah perusahaan tersebut sudah mengambil kebijakan yang cukup untuk melindungi staf dari virus corona.

Ilustrasi virus corona

Sebagaimana diketahui, pada Oktober 2020, Amazon.com Inc melaporkan, lebih dari 19.000 pekerja yang berada di garis depan perusahaan tersebut terjangkit virus corona. Angka tersebut setara dengan 1,44% dari total pekerja di Amzon.com.

Menurut laporan Reuters, Jumat, 2 Oktober 2020, beberapa staf, pejabat terpilih dan serikat pekerja dalam beberapa bulan terakhir mengatakan Amazon membahayakan kesehatan karyawan dengan tetap membuka gudang selama pandemi. Amazon mengatakan tingkat infeksinya 42% lebih rendah dari yang diharapkan ketika mempertimbangkan penyebaran virus di populasi umum.

Namun, Amazon menganggap, tingkat infeksi virus corona di perusahaan tersebut 42% lebih rendah daripada yang diprediksi dengan mempertimbangkan penyebaran virus corona dari populasi di Amerika Serikat (AS).

Selama masa pandemi, Amazon memang terus menjaga fasilitas tetap terbuka untuk memenuhi lonjakan permintaan dari pembeli yang terjebak di rumah. Perusahaan pun mengungkapkan selalu melakukan prosedur kesehatan seperti pemeriksaan suhu, perangkat lunak jarak sosial serta prosedur keselamatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mantan CEO YG Entertainment Ini Dijatuhi Vonis Denda Rp 191 Juta Karena Berjudi di Las Vegas

Korea Selatan Denda Facebook Rp 84 Miliar Karena Bocorkan Data 3,3 Juta Warganya