CakapCakap – Cakap People! Alkohol tidak akan dijual kepada penggemar di delapan stadion Piala Dunia di Qatar setelah FIFA mengubah kebijakannya dua hari sebelum dimulainya turnamen. Penjualan alkohol dikontrol ketat di negara Muslim tersebut.
Alkohol diatur untuk disajikan di area tertentu di dalam stadion. Mereka yang berada di area korporat stadion di turnamen masih dapat membeli alkohol.
Piala Dunia dimulai pada hari Minggu ketika Qatar melawan Ekuador. Budweiser, sponsor utama FIFA, dimiliki oleh pembuat bir AB InBev dan memiliki hak eksklusif untuk menjual bir di Piala Dunia.
“Setelah diskusi antara otoritas negara tuan rumah dan FIFA, keputusan telah dibuat untuk memfokuskan penjualan minuman beralkohol pada festival penggemar FIFA, tujuan penggemar lainnya dan tempat berlisensi, menghapus titik penjualan bir dari perimeter stadion Piala Dunia FIFA 2022 Qatar,” tulis pernyataan dari badan sepak bola dunia itu seperti dilansir dari laman BBC, Sabtu, 19 November 2022.
Tidak ada dampak penjualan Bud Zero yang akan tetap tersedia di semua stadion Piala Dunia Qatar. Otoritas negara tuan rumah dan FIFA akan terus memastikan bahwa stadion dan area sekitarnya memberikan pengalaman yang menyenangkan, penuh hormat, dan menyenangkan bagi semua penggemar.
“Penyelenggara turnamen menghargai pengertian AB InBev dan dukungan terus menerus terhadap komitmen bersama kami untuk melayani semua orang selama Piala Dunia FIFA Qatar 2022,” lanjut FIFA dalam pernyataannya.
Budweiser memposting pesan di Twitter pada hari Jumat mengatakan, “Yah, ini canggung” sebelum postingan tersebut kemudian dihapus. Seorang juru bicara AB InBev mengatakan bahwa mereka tidak dapat melanjutkan beberapa aktivasi stadion yang direncanakan karena keadaan di luar kendali mereka. Asosiasi Pendukung Sepak Bola (FSA) mengkritik waktu keputusan untuk melarang penjualan bir untuk sebagian besar penggemar.
“Beberapa penggemar menyukai bir di pertandingan dan beberapa tidak, tetapi masalah sebenarnya adalah menit terakhir putar balik yang menunjukkan masalah yang lebih luas, kurangnya komunikasi dan kejelasan total dari panitia penyelenggara terhadap pendukung,” ujar seorang juru bicara OJK.
“Jika mereka dapat berubah pikiran tentang hal ini pada saat itu juga, tanpa penjelasan, para pendukung akan memiliki kekhawatiran yang dapat dimengerti tentang apakah mereka akan memenuhi janji lain yang berkaitan dengan masalah akomodasi, transportasi atau budaya,” tambah OJK.
Pada bulan Agustus, FIFA mengubah tanggal dimulainya Piala Dunia sehingga pertandingan pertama kompetisi tersebut adalah Qatar menghadapi Ekuador. Pertandingan itu dijadwalkan dimainkan pada 21 November sebagai pertandingan ketiga, dengan Senegal melawan Belanda akan menjadi pertandingan pembuka hari itu juga.