CakapCakap – Cakap People! Peringatan Hari Buruh Internasional merupakan peringatan untuk perjuangan buruh yang memperjuangkan haknya dalam lingkungan kerja, cikal bakal May Day. Perjuangan tersebut menghasilkan beberapa kondisi yang dapat dinikmati sampai sekarang, seperti 8 jam kerja, upah layak, dan kondisi kerja yang secara aspek keamanan telah memprioritaskan keamanan buruh.
Sebelum adanya perjuangan tersebut, pada abad 19 buruh berada dalam kondisi yang tidak layak, merupakan hal yang wajar jika buruh bekerja selama 10 hingga 12 jam sehari dalam 6 hingga 7 hari.
Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan kondisi kerja yang tidak memprioritaskan aspek keamanan buruh dan upah buruh yang jauh dari kata layak, sehingga menyebabkan banyak buruh meregang nyawanya ketika sedang bekerja.
Perjuangan Buruh Pertama Kali
Seperti dilansir dari laman archive.iww.org, perjuangan buruh untuk memperjuangkan haknya pertama kali diinisiasi oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions atau FOTLU yang menggagas Konvensi Nasional Buruh di Chicago untuk menuntut 8 jam kerja. Nantinya FOTLU akan bekerja sama dengan serikat buruh bernama “Knights of Labor” yang mendorong aksi sabotase dan pemogokan bagi seluruh buruh di Amerika Serikat untuk mendukung gerakan tersebut.
Pada 1 Mei 1886, sekitar 300.000 pekerja yang berasal dari 13.000 bisnis yang tersebar di seluruh Amerika Serikat melakukan pemogokan untuk memperingati May Day pertama dalam catatan sejarah. Chicago sebagai pusat penyebaran propaganda gerakan kerja 8 jam per hari, menurunkan 40.000 buruh yang melakukan aksi mogok.
Namun demikian, aksi pemogokan tersebut hanya dilakukan dengan mengadakan parade band untuk menunjukan kekuatan persatuan kaum buruh, sehingga tidak menyebabkan kerusuhan seperti yang diprediksi oleh media dan otoritas setempat.
Berikutnya, pada 3 Mei 1886, seperti dilansir dari laman britannica.com kerusuhan terjadi pada di Pabrik McCormick yang menyebabkan satu orang meninggal dan beberapa lainnya terluka akibat aksi brutal yang dilakukan oleh Polisi. Sebagai bentuk protes terhadap aksi brutal yang dilakukan polisi terhadap aksi pemogokan buruh tempo hari lalu, serikat buruh setempat menyerukan untuk mengadakan pertemuan di Lapangan Haymarket yang diklaim sebagai aksi damai oleh Walikota Chicago yang pada saat itu hadir sebagai pengamat, yakni Carter Harrison.
Namun demikian, ketika hari semakin larut dan acara tersebut memasuki sesi akhir, polisi mendatangi tempat tersebut dan meminta para buruh untuk meninggalkan tempat tersebut dengan segera. Sesaat kemudian, bom yang dilemparkan pada kerumunan polisi meledak dan menyebabkan tujuh polisi meninggal, akibat dari hal tersebut, polisi meresponnya dengan melakukan penembakan secara membabi-buta pada kerumunan buruh dan menyebabkan delapan orang meninggal dan 40 lainnya terluka.
Buntut kejadian tersebut, 8 orang dinyatakan bersalah oleh pengadilan setempat, meskipun tanpa disertai bukti kuat yang mendukung kesalahan mereka. Namun demikian, hanya empat diantara mereka, yakni Albert Parsons, August Spies, George Engel, dan Adolph Fischer dijatuhi hukuman gantung.
Pada 1889, Kongres Internationale yang diadakan di Paris menetapkan bahwa 1 Mei merupakan Hari Buruh Internasional untuk memperingati para martir yang gugur pada kerusuhan Haymarket untuk memperjuangkan hak 8 jam kerja buruh. Namun demikian, secara ironis pemerintah Amerika Serikat tidak mengenali 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional karena penetapan hari tersebut bersifat secara sosialistis yang tidak sesuai dengan kebudayaan Amerika Serikat.
Pada 28 Juni 1894, Presiden Amerika Serikat saat itu, yakni Grover Cleveland mengesahkan Undang-Undang yang berisi Peringatan Hari Buruh Nasional.
National United States Labour Day atau Hari Buruh Nasional Amerika Serikat diperingati setiap Senin pertama di September. Oleh karena itu, penyebutan May Day pada Hari Buruh Internasional mengindikasikan sebagai peringatan bagi martir yang gugur pada kerusuhan Haymarket, sementara itu penggunaan Labour Day atau Hari Buruh mengindikasikan pada kebijakan Hari Buruh Nasional Amerika Serikat untuk melawan pengaruh Hari Buruh Internasional yang sarat akan gerakan sosialisme.