Kondisi memprihatinkan sedang dialami Rasyad Balita berusia 2 tahun yang saat ini sedang mengalami gizi buruk. Rasyad adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Suryani (21)dan Tike (25). Mereka saat ini tinggal di Kelurahan Raya, Kecamatan Turikale, Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Diusianya yang saat ini sudah menginjak 2 tahun, Rasyad seharusnya sudah mampu berjalan seperti anak-anak normal pada umumnya. Tetapi nasib malang justru harus dialami oleh balita ini karena tubuhnya yang hanya bisa terbaring lunglai tak berdaya dipangkuan ibunya. Bahkan tulang belakang balita ini tampak bengkok saat didudukkan. Hal inilah membuat ia menangis kesakitan.
Pada saat dilahirkan, Rasyad memiliki berat badan 2,1kg dan proses persalinan berjalan secara normal dengan dibantu oleh bidan. Tetapi ketika memasuki usia 3 bulan, Rasyad justru mengalami kulit semacam melepuh dan terkelupas sehingga ia harus menjalani pengobatan di Puskesmas.
Suryani sebagai orangtua kandungan balita ini juga menceritakan kronologi yang dialami oleh buah hatinya tersebut. Dalam ceritanya, Suryani menjelaskan bahwa saat usia 3 bulan Rasyad memang mengalami kulit yang mengelupas. Tetapi oleh neneknya hanya diobati dengan daun-daun saja hingga sempat sembuh tetapi penyakit tersebut muncul kembali.
Selanjutnya oleh Suryani dan Tike, Rasyad dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa, barulah diketahui bahwa Rasyad sebetulnya mengalami kekurangan gizi. Pada saat dokter memvonis Rasyad kekurangan gizi, Suryani memperoleh biskuit untuk diberikan pada Rasyad dan harus dikonsumsi selama tiga bulan.
Tetapi biskuit tersebut habis dan ia tidak memperolehnya lagi dari pihak Puskesmas. Semenjak saat itu kondisi Rasyad tidak mengalami perubahan. Selain itu Suryani juga menyatakan bahwa sebetulnya Rasyad tidak mengkonsumsi ASI sejak lahir karena ASI ibunya tidak keluar.
Awalnya, Rasyad hanya diberikan susu bubuk tetapi karena kondisi kulit Rasyad yang tidak mengalami perubahan akhirnya balita tersebut hanya diberikan susu kental manis kemasan kaleng saja. Hal tersebut dilakukan karena kondisi keuangan mereka yang pas-pasan. Baik Tike maupun Suryani hanya bekerja sebagai penjual mainan anak.
Biasanya mereka berjualan menggunakan sepeda motor lalu berkeliling ke sekolah-sekolah. Sedangkan Suryani sering berjualan ke Pasar Batangase. Dari hasil bekerja tersebut penghasilan mereka hanya cukup untuk makan saja dan mereka mengaku hingga saat ini kondisi keuangan mereka memang masih sangat minim.
Terkait dengan masalah gizi buruk ini, Ardiansyah selaku Lurah Raya mengaku sama sekali tidak pernah mendengar jika warganya ada yang mengalami gizi buruk. Tetapi pihaknya menjelaskan akan melakukan kerjasam dengan pihak terkait untuk segera melakukan penanganan jika memang terdapat warganya yang mengalami gizi buruk.