in

Akun Pendiri dan CEO Twitter Jack Dorsey Diretas, Begini Kejadiannya!

Sebuah kelompok yang menyebut diri mereka sebagai Chuckling Squad mengaku berada di balik aksi peretasan tersebut.

CakapCakapCakap People! Akun Twitter pendiri sekaligus CEO platform media sosial tersebut, Jack Dorsey, sempat diambil alih selama beberapa saat oleh peretas.

Dilansir dari BBC, sebuah kelompok yang menyebut diri mereka sebagai Chuckling Squad mengaku berada di balik aksi peretasan akun Twitter milik Jack Dorsey tersebut.

Pendiri dan CEO Twitter, Jack Dorsey. (Foto: AFP)

Akun yang diikuti oleh lebih dari empat juga followers itu mengunggah sejumlah pernyataan yang sangat ofensif dan bersifat rasis selama sekitar 15 menit.

Twitter menyatakan bahwa sistem mereka tidak terganggu, alih-alih menyalahkan operator seluler yang tidak disebutkan namanya.

https://twitter.com/twittercomms/status/1167548246618587137?s=21

“Nomor telepon yang terkait dengan akun itu disusupi akibat kelalaian keamanan oleh penyedia jasa selular,” ujar pihak Twitter dalam pernyataannya.

“Hal ini memungkinkan orang yang tidak berwenang menulis dan mengirim cuitan melalui pesan teks dari nomor telepon itu. Masalah itu kini telah diatasi.”

https://twitter.com/twittercomms/status/1167591003143847936?s=21

Bagaimana kejadiannya?

Sebuah sumber di Twitter mengonfirmasi kepada BBC bahwa para peretas telah menggunakan teknik yang dikenal dengan nama “simswapping” (atau “simjacking”) untuk mengendalikan akun Dorsey.

Ini adalah teknik di mana nomor telepon yang digunakan – dalam hal ini yang terkait dengan akun Twitter Dorsey – ditransfer ke kartu SIM baru, biasanya setelah si peretas menipu atau menyuap staf penyedia jasa selular.

Dengan mengambil kendali atas nomor itu, para peretas dapat mengunggah tweet melalui pesan teks langsung ke akun Twitter Dorsey.

Meski kini banyak pengguna Twitter yang menggunakan aplikasi mobile untuk mengunggah cuitan, dulu Twitter dikembangkan dengan pendekatan pesan singkat untuk membuat unggahan status – itu sebabnya ada batas karakter – dan Twitter tetap menggunakan metode itu, sebagiannya karena penggunaan Twitter di banyak negara berkembang dengan ongkos data yang tinggi.

Apa yang diunggah para peretas?

Unggahan-unggahan bersifat ofensif – beberapa di antaranya diunggah langsung melalui akun @jack, sedangkan lainnya di-retweet dari akun lain – mengandung kata ‘n****’ yang merujuk pada warga kulit hitam dan pernyataan anti-Semit yang merujuk pada tragedi Holocaust.

Salah satu unggahan statusnya menyebutkan bahwa ada bom di kantor pusat perusahaan media sosial tersebut.

Sebuah kanal obrolan di situs web Discord dibuat kelompok peretas itu untuk mendiskusikan dan menertawakan apa yang mereka perbuat terhadap akun Dorsey – namun dengan cepat dihapus.

https://twitter.com/willoremus/status/1167530049995771906?s=21

Chuckling Squad telah melakukan aksi peretasan terhadap beberapa akun Twitter populer baru-baru ini, termasuk vlogger kecantikan James Charles dan sebuah akun yang dimiliki seorang YouTuber, Desmond Amofah yang dikenal sebagai @Etika, yang awal tahun ini tewas bunuh diri.

Meskipun kelalaian keamanan tampaknya ada pada pihak di luar perusahaan, hal ini tetap menjadi insiden memalukan bagi Twitter, yang digunakan oleh banyak tokoh-tokoh dunia.

Jack Dorsey tidak sendiri. Bos Facebook Mark Zuckerberg juga pernah diretas akunnya pada tahun 2016, setelah menolak untuk menggunakan perlindungan keamanan dan memiliki kata sandi yang mudah ditebak.

Jack Dorsey mendirikan Twitter pada tahun 2006. Awalnya, ia menjabat sebagai CEO, sebelum mengundurkan diri dan kemudian kembali memimpin perusahaan itu pada tahun 2015.

Dorsey juga pernah terkena masalah menggunakan situsnya sendiri sebelumnya. Pada 2016, akunnya sempat di-banned, sebelum akhirnya bisa diaktifkan kembali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inspirasi 8 Model Bawahan Kebaya untuk Hijabers Saat Kondangan

NASA Tegaskan Kirim Wanita Pertama ke Bulan pada 2024