in ,

Aktor “Titanic” Leonardo DiCaprio Kritik Sampah Plastik Indonesia, Inilah Respons Pemda DKI Jakarta

DiCaprio juga menyoroti bahaya efek rumah kaca dari produksi sampah plastik di TPST Bantargebang.

CakapCakap – Aktor hollywood yang juga merupakan aktivis lingkungan internasional, Leonardo DiCaprio mengkritik sampah plastik yang di produksi oleh Indonesia. Hal itu terungkap melalui postingan akun Instagram miliknya pada 15 Maret 2019.

Kritikan DiCaprio itu kembali menjadi perbincangan lantaran pada Senin 24 Juni 2019, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPST Bantargebang pada Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto angkat bicara soal hal tersebut.

https://www.instagram.com/p/Bu_3dHNFdgN/?igshid=d6wmu32fbr0v

“Indonesia berada di peringkat kedua polusi plastik terbesar di dunia setelah Cina dengan laporan menghasilkan 187,5 ton sampah plastik per tahun, sekitar 1 juta ton di antaranya bocor mencemari laut,” kata Aktor Hollywood Leonardo DiCaprio dalam postingan gambar di akun Instagram-nya.

Postingan gambar hasil jepretan fotografer yang mendokumentasikan perubahan iklim di dunia, Elisabetta Zavoli, itu memperlihatkan beberapa laki-laki dari Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, menangkap ikan pada genangan air yang tercemar limbah sampah bercampur lumpur.

Red Granite diduga menggunakan USD 100 juta yang menurut jaksa telah dialihkan dari dana perusahaan Malaysia 1MDB. Dana itu untuk membiayai film Leonardo DiCaprio The Wolf of Wall Street pada 2013. (Foto: REUTERS)

Leonardo DiCaprio yang pernah membintangi film “Titanic” ini juga menyoroti bahaya efek rumah kaca dari produksi sampah plastik yang kini ditampung Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang hasil buangan dari sekitar 15 jutaan warga di Jakarta.

Inilah Respons Pemerintah DKI Jakarta atas Kritik Leonardo DiCaprio

Merespons hal itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPST Bantargebang pada Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, Leonardo DiCaprio menyebutkan hal tersebut dalam kapasitasnya sebagai pegiat lingkungan internasional yang fokus pada perubahan iklim.

Asep menjelaskan, TPST Bantargebang merupakan landfill atau lokasi penimbunan sampah terbesar di Asia Tenggara dengan volume eksisting sampah saat ini berkisar 26 juta meter kubik. Namun, pihaknya belum melakukan studi khusus terkait dengan tudingan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.

Pelajar menuntun sepeda di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat 21 Juni 2019. Bantargebang saat ini menampung 26 juta meter kubik sampah DKI. (Foto: Andi Firdaus / ANTARA)

TPST Bantargebang berdomisili di tiga wilayah kelurahan seluas total 110,3 hektare, yakni Ciketing Udik, Cikiwul, dan Kelurahan Sumurbatu, menampung distribusi sampah rata-rata 7.452 ton per hari dari Jakarta.

Volume itu meningkat setiap tahun berkisar 400 hingga 1.000 ton dengan komposisi 33 persen sampah plastik, sisa makanan 39 persen, 9 persen kain, 3 persen kulit atau karet, sampah B3 4 persen, kayu atau rumput 4 persen, kertas 4 persen, dan jenis lainnya 4 persen.

Kantor Berita ANTARA | TEMPO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Viral di Medsos Gunakan Antibiotik untuk Obat Jerawat, Simak Dulu Penjelasan Ahli Ini!

Astaga, Server KPU Jadi Sasaran Empuk 28 Juta Serangan Siber!