CakapCakap – Cakap People! Afrika Selatan akan memperketat pembatasan COVID-19 selama 14 hari karena tindakan penahanan saat ini tidak cukup untuk mengatasi kecepatan dan skala infeksi baru. Demikian disampaikan Presiden Cyril Ramaphosa, Minggu, 27 Juni 2021.
Negara itu, yang paling terpukul di benua Afrika dalam hal kasus dan kematian COVID-19 yang tercatat, berada dalam cengkeraman “gelombang ketiga” infeksi.
Reuters melaporkan, Afrika Selatan mencatat hampir 18.000 kasus baru pada hari Sabtu, 26 Juni 2021, mendekati puncak infeksi harian yang terlihat pada gelombang kedua pada bulan Januari, dan para ilmuwan lokal mengatakan varian virus corona Delta yang pertama kali diidentifikasi di India tampaknya menyebar dengan cepat.
“Pembatasan tambahan diperlukan… Fokus kami adalah membatasi kontak sosial sambil menjaga ekonomi,” kata Ramaphosa dalam pidato yang disiarkan televisi negara tersebut.
Di bawah langkah-langkah yang diumumkan, semua pertemuan akan dilarang, akan ada jam malam mulai dari pukul 21.00 sampai 04.00 pagi dan penjualan alkohol akan dilarang.
Sekolah akan mulai ditutup mulai Rabu, 30 Juni 2021, tetapi pantai dan taman akan tetap buka. Restoran hanya dapat menjual makanan untuk dibawa pulang atau diantar.
“Kami akan menilai dampak dari intervensi ini setelah 14 hari untuk menentukan apakah mereka perlu dipertahankan atau disesuaikan,” kata Ramaphosa.
Afrika Selatan baru-baru ini menerima 1,4 juta dosis vaksin Pfizer melalui Fasilitas COVAX dan tambahan 1,2 juta dosis vaksin Johnson & Johnson, tambah presiden.
Sejauh ini peluncuran vaksin di Afrika Selatan berjalan lambat, dengan baru sekitar 2,7 juta dosis yang diberikan di antara total populasi 60 juta.
Dihadapkan dengan protes oposisi, pemerintah telah menetapkan target lebih dari dua kali lipat tingkat vaksinasi harian selama bulan depan.