Yanita Nurhasanah
CakapCakap – Kurang lebih 252 juta tahun yang lalu, terdapat tragedi yang kurang mengenakan terjadi di Bumi kita ini Cakap People. Di mana Bumi mengalami sebuah kepunahan massal yang paling parah. Bahkan, para ahli sekali pun berhasil dibuat bingung dengan fenomena yang terjadi.
Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah The Great Dying atau kematian besar yang terjadi pada penghujung Periode Permian. Penasaran dengan apa yang terjadi kala itu? Maka kamu wajib menyimak ulasan berikut ini!
Kepunahan massal yang dahsyat
Saat itu, terdapat kurang lebih 96% makhluk laut yang harus mati, sedangkan 70% berasal dari hewan darat. Sebelumnya ekosistem yang berlangsung cukup baik, namun kemudian digantikan dengan adanya tumpukan mayat hewan di Periode Permian. Akhirnya pada 252 juta tahun yang lalu, Bumi mengalami suatu tragedi kepunahan terparah.
Terdapat beberapa teori yang berusaha guna menjelaskan peristiwa kepunahan yang terjadi. Ada yang mengemukakan jika hewan laut mati akibat adanya kontak dengan sulfida, alhasil hewan-hewan tersebut punah. Tetapi terdapat pula yang memiliki argumen lain, seperti terlalu tingginya kandungan asam dalam air hingga akibat perubahan suhu tinggi.
Penyebab sebenarnya
Walau terdapat argumen yang menuturkan jika hewan-hewan laut tersebut mati karena beberapa faktor, nyatanya ada penemuan terbaru yang lebih meyakinkan. Di mana jurnal Science mempublikasikan bahwa makhluk-makhluk laut tersebut bisa punah pada penghujung Periode Permian akibat adanya pemanasan global. Alhasil sekitar 80% oksigen yang ada di wilayah perairan hilang. Para ilmuwan yang berasal dari University of Washington serta Stanford University pun sempat menjalani simulasi guna mengetahui keadaan laut serta metabolisme hewan pada akhir periode tersebut. Guna mengetahui lebih lanjut, fosil hewan yang punah juga ikut diteliti.
Ingin tahu hasilnya? Ternyata yang menjadi penyebab utama dari kepunahan massal tersebut ialah adanya pemanasan iklim serta hilangnya oksigen. Hanya sedikit hewan laut yang hidup dalam suatu habitat yang serupa. Ketika fenomena tersebut berlangsung, maka banyak yang berpindah ke habitat lain di luar tempat hidupnya. Bagi mereka yang tak berhasil pergi maka akan mati. Sedangkan untuk makhluk yang sudah terbiasa dengan lingkungan rendah oksigen serta hangat tentunya akan sangat mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan barunya. Tetapi jika hewan tersebut berdomisili di wilayah dingin serta berada jauh dari garis khatulistiwa maka akan merasakan dampak paling parah.
Jadi, apa yang Cakap People peroleh pasca membaca ulasan di atas? Apabila emisi karbon tak bisa diminimkan, maka secara otomatis pemanasan global yang berlangsung bisa jadi lebih parah. Alhasil tak menutup kemungkinan jika Bumi kita ini akan segera mengalami sebuah kepunahan massal selanjutnya. Cobalah untuk lebih sayang dan peduli pada lingkungan. Hindari melakukan kebiasaan-kebiasaan yang bisa menunjang pemanasan global.
