CakapCakap – Cakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau dunia harus berbuat lebih banyak upaya untuk mempersiapkan kemungkinan pandemi virus corona.
WHO mengatakan masih terlalu dini untuk menyebut wabah sebagai pandemi, tetapi negara-negara harus dalam fase kesiapsiagaan.
Pandemi adalah epidemik penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, benua, atau bahkan di seluruh dunia. Ia terjadi ketika penyakit menular menyebar dengan mudah dari orang ke orang di banyak bagian dunia.
Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin, 24 Februari 2020, bahwa jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir di Iran, Italia, dan Korea Selatan sangat memprihatinkan.
“Untuk saat ini kami tidak menyaksikan penyebaran global dari virus ini dan kami tidak menyaksikan penyakit parah atau kematian dalam skala besar,” jelas Ghebreyesus dilansir di BBC, Selasa, 25 Februari 2020.
“Apakah virus ini memiliki potensi pandemi? Tentu saja sudah. Apakah kita sudah sampai? Dari penilaian kita, belum,” katanya.
Menurut Ghebreyesus, virus ini dapat diatasi dengan upaya banyak negara percaya diri dan berani untuk mencegah penularan lebih luas.
“Menggunakan kata ‘pandemi’ sekarang tidak sesuai dengan fakta tetapi tentu saja dapat menyebabkan ketakutan,” tambahnya.
Kendati begitu, Mike Ryan, kepala program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan dunia harus bersiap untuk menghadapi pandemi.
“Sekaranglah saatnya untuk melakukan semua yang akan Anda lakukan untuk mempersiapkan terjadinya pandemi,” kata Ryan.
Kasus virus corona jenis baru atau Covid-19, yang menyebabkan penyakit pernapasan, masih terus muncul. Wabahnya di Korea Selatan, Italia, dan Iran menimbulkan kekhawatiran.
Namun, sebagian besar infeksi berada di China, sumber asli virus, di mana lebih dari 77.000 orang memiliki penyakit tersebut dan lebih dari 2.600 meninggal.
Lebih dari 1.200 kasus telah dikonfirmasi di sekitar 30 negara lain dan ada lebih dari 20 kematian. Italia melaporkan empat kematian lagi pada hari Senin, 24 Februari 2020, meningkatkan total kematian di sana menjadi tujuh.
Proporsi orang yang terinfeksi yang meninggal akibat Covid-19 tampaknya antara 1% dan 2%, meskipun WHO memperingatkan bahwa tingkat kematian belum diketahui.
Pada hari Senin, 24 Februari 2020, Irak, Afghanistan, Kuwait, Oman dan Bahrain melaporkan kasus pertama mereka. Semuanya melibatkan orang-orang yang datang dari Iran. Pejabat di Bahrain mengatakan pasien terinfeksi adalah sopir bus sekolah, dan beberapa sekolah kini telah ditutup.
Analisis James Galagher, Science and Health correspondent dari BBC
Apakah virus corona adalah pandemi? James Galagher, mengatakan bahwa untuk saat ini WHO mengatakan belum (pandemi). Mereka berpendapat bahwa jumlah negara dengan wabah, keparahan penyakit dan dampaknya terhadap masyarakat belum mencapai tingkat pandemi.
Tetapi menurut James, beberapa ilmuwan — menilai gambaran yang sama — berpikir kita sudah ada di sana (pandemi) dan yang lain mengatakan kita berada di puncak. Lonjakan kasus di Korea Selatan dan kematian di Iran dan Italia telah menyuarakan keprihatinan selama beberapa hari terakhir.
Kematian menunjukkan ada jauh lebih banyak kasus di kedua negara daripada yang telah dilaporkan dan bahwa virus telah ada di sana selama beberapa waktu.
Tetapi menurut James, pada akhirnya kata pandemi hanyalah sebuah ‘kata’ — itu tidak akan membuka lebih banyak uang atau memberi WHO kekuatan baru. WHO sudah mengeluarkan peringatan tertinggi yang bisa dilakukannya dengan menyatakan virus tersebut sebagai darurat global.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Lebih dari 3.000 Staf Medis di China Terinfeksi Virus Corona, 8 Meninggal Dunia - CakapCakap
Pingback:Bill Gates: Virus Corona Adalah Pandemi dan ‘Patogen Sekali dalam Seabad’, Ini Solusi yang Ditawarkannya! - CakapCakap