CakapCakap – Cakap People! Sebuah studi komprehensif terhadap lebih dari 72.000 kasus virus corona baru yang dilakukan oleh para ilmuwan China telah mengungkapkan informasi baru tentang virus tersebut.
Studi yang dilakukan oleh sekelompok ahli di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) ini sudah diterbitkan dalam Chinese Journal of Epidemiology pada hari Senin, 17 Februari 2020. Penelitian ini adalah pemeriksaan terbesar dan paling komprehensif untuk kasus-kasus virus corona sejauh ini.
Hasil studi itu menemukan bahwa virus corona baru ini atau Covid-19 jauh lebih menular daripada virus serupa yang menyebabkan SARS dan MERS.
Meski penyakit yang dihasilkan oleh Covid-19 ini tidak se-fatal berdasarkan kasus per kasus, tetapi penyebarannya yang lebih besar telah menyebabkan lebih banyak kematian.
Studi baru ini memeriksa data dari 72.314 pasien, 44.672 di antaranya kasus yang dikonfirmasi virus corona (61,8%), sebanyak 10.567 kasus yang didiagnosis secara klinis (14,6%) dan 16.186 kasus yang dicurigai (22,4%). 889 kasus tambahan yang diperiksa tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Kasus yang didiagnosis secara klinis,” adalah pasien yang menunjukkan semua gejala Covid-19 tetapi tidak bisa mendapatkan tes atau diyakini memiliki hasil tes negatif.
Dari 44.672 kasus yang dikonfirmasi, CDC China mengatakan ada 1.023 kematian. Angka kematian kasar 2,3%, sejalan dengan penelitian dan proyeksi lainnya.
Sebagai perbandingan, SARS memiliki tingkat kematian 6% selama wabah 2003, sementara MERS memiliki kasus kematian 35%. Influenza musiman, yang sangat menular dan berdampak pada puluhan juta orang, memiliki tingkat kematian sekitar 0,1%, menurut perkiraan terbaru dari Pusat Pengendalian Penyakit AS.
Para ahli internasional telah memperingatkan angka awal ini mungkin tidak mengungkapkan keseluruhan tentang Covid-19 ini. Angka fatalitas kasus dapat turun karena pejabat menemukan kasus yang lebih ringan yang tidak mencari perawatan medis.
“Menurut saya dan rekan-rekan lainnya bahwa tingkat kematian kurang dari dua persen. Satu yang mungkin tidak dihitung adalah sejumlah besar orang yang asimptomatik atau minim gejala, sehingga penyebut persamaan Anda kemungkinan jauh lebih besar,” kata Anthony Fauci, direktur Institut Nasional untuk Penyakit Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat (AS), dilansir CNN, Rabu, 19 Februari 2020.
“Jadi menurut saya, pada puncaknya adalah 2% dan kemungkinan akan turun ketika semua penghitungan dilakukan hingga 1% atau kurang. Itu masih besar jika Anda melihat kemungkinan bahwa Anda sedang berhadapan dengan pandemi global,” tambahnya.
Covid-19 telah menginfeksi lebih banyak orang dibandingkan SARS dan MERS, karena itu jumlah kematian telah melampaui kedua virus tersebut.
Wabah SARS tercatat merenggut nyawa 774 orang, sementara MERS menewaskan sedikitnya 828 orang sejak 2012.
Meski demikian, flu biasa telah menyebabkan kematian jauh lebih banyak daripada gabungan semua virus tersebut. Di AS, puluhan ribu orang meninggal karena flu akibat penyebarannya yang masif.
Jumlah kematian akibat infeksi Covid-19 mencpaai angka 2.000 lebih dan 99 persen terjadi di wilayah daratan China dan hanya lima di luar kawasan tersebut. Mayoritas kematian terjadi pada orang-orang lanjut usia dan mereka yang memiliki penyakit lainnya sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus.
Pejabat kesehatan di China juga telah menerbitkan rincian pertama lebih dari 44 ribu kasus virus corona, dalam studi terbesar sejak wabah ini dimulai.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) menemukan bahwa lebih dari 80 persen kasusnya ringan. Orang sakit dan lansia adalah yang paling berisiko.
Penelitian ini juga menunjukkan risiko tinggi bagi staf medis.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Vaksin Virus Corona yang Dikembangkan Oxford Bakal Diproduksi Hingga 40 Juta Vaksin Meski Belum Diketahui Keberhasilannya! - CakapCakap