Bank HSBC Bakal PHK 35.000 Karyawannya di Seluruh Dunia

CakapCakap – Cakap People! HSBC pada hari Selasa, 18 Februari 2020, mengumumkan melakukan perombakan radikal, termasuk rencana untuk memangkas 35.000 karyawan dan operasi kecil di Amerika Serikat dan Eropa. Langkah itu ditempuh setelah mengalami penurunan laba sebanyak sepertiga tahun lalu.

Dilansir dari The Daily Mail, Rabu, 19 Februari 2020, bank pemberi pinjaman yang berfokus di Asia ini telah berusaha untuk menurunkan biaya pengeluaran karena menghadapi banyak ketidakpastian yang disebabkan oleh pecahnyanya perang dagang antara AS-China, keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan sekarang masalah virus corona baru di China.

Bisnis di Asia sudah berjalan dengan baik dalam beberapa tahun terakhir, didorong terutama oleh China, Eropa dan AS yang mengecewakan.

Noel Quinn, yang mengambil alih sebagai penjabat CEO setelah kepergian John Flint, telah ditugasi mengubah bank internasional yang luas ini, yang menjangkau lebih dari 50 negara tetapi hanya bisa menghasilkan sebagian besar keuntungannya di Asia.

Dia mengatakan kepada Bloomberg News bahwa jumlah karyawan global akan dipangkas dari 235.000 menjadi 200.000 selama tiga tahun ke depan, meskipun tidak ada rincian yang diberikan di negara mana saja yang akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Rencana restrukturisasi adalah yang paling ambisius sejak 2012 ketika HSBC terjebak dalam skandal pencucian uang di  Meksiko.

Saham HSBC tergelincir 2,2 persen di Hong Kong, melampaui kerugian di pasar yang lebih luas.

Bank ini mengatakan menargetkan pengurangan biaya sebesar USD 4,5 miliar pada tahun 2022, dengan biaya restrukturisasi sekitar USD 6 miliar.

Sebagian besar pengurangan akan dilakukan di sektor perbankan investasi Eropa dan AS, sementara unit di Asia dan Timur Tengah yang lebih menguntungkan akan didukung.

Di AS, HSBC mengatakan berencana untuk mengurangi jaringan cabangnya sekitar 30 persen, mengkonsolidasikan kegiatan back and middle office dan menurunkan biaya operasional sebesar 10-15 persen.

Untuk sektor non-UK Eropa, HSBC mengatakan akan mengurangi penjualan dan perdagangan serta riset ekuitas di Eropa dan mentransisikan kemampuan produk terstrukturnya dari Inggris ke Asia.

Aset berisiko akan berkurang 35 persen di Eropa dan 45 persen di AS. Secara keseluruhan, bank ini mengatakan berharap untuk mencapai basis biaya disesuaikan lebih rendah dari USD 31 miliar atau di bawah pada tahun 2022.

Pengumuman itu dikeluarkan ketika HSBC melaporkan laba sebelum pajak tahun lalu sebesar USD13,3 miliar, turun 33 persen pada tahun 2018, sebagian besar berkat penghapusan pajak satu kali sebesar USD7,3 miliar terkait dengan investasi dan bisnis perbankan komersial di Eropa.

Bank ini juga melaporkan kerugian sebelum pajak sebesar USD 3,9 miliar pada kuartal keempat tahun 2019.

Asia tetap menjadi titik terang bagi HSBC, di mana Asia telah menyumbang setengah dari pendapatannya dan 90 persen dari keuntungan kelompok dalam beberapa tahun terakhir.

Laba yang disesuaikan sebelum pajak di Asia tahun lalu naik enam persen menjadi USD 18,6 miliar.

Bahkan di Hong Kong, yang dihantam oleh protes protes pro-demokrasi beberapa tahun lalu, raksasa perbankan itu membukukan kenaikan lima persen laba sebelum pajak yang disesuaikan menjadi USD 12,1 miliar.

Tetapi HSBC memperingatkan pecahnya virus corona baru yang mematikan di China telah menurunkan harapan mereka untuk pertumbuhan di Asia pada tahun 2020.

Sementara itu, belum ada perkembngan baru untuk cabang ritel bank Perancis, dimana HSBC dilaporkan ingin menjual semua atau sebagiannya.