in ,

Beruang Kutub Semakin Kurus dan Punya Sedikit Anak, Es Laut Semakin Mencair di Kutub Utara

Dari 352 beruang kutub yang mereka analisis, bahkan tidak sampai 50 dari mereka yang dianggap gemuk.

CakapCakapCakap People! Dampak krisis iklim menjadi semakin jelas bagi manusia dan hewan sekitar mereka. Tetapi di antara semua spesies, beruang kutub mungkin merupakan yang terpukul.

Beruang-beruang ini mengandalkan es laut untuk hampir setiap aspek kelangsungan hidup mereka: Di sinilah mereka berburu anjing laut, bepergian, membuat sarang dan berpasangan. Jadi, di awal musim es yang mulai mencair, semakin sedikit waktu mereka untuk makan dan berkembang biak.

Dilansir dari CNN, Sabtu, 15 Februari 2002, hal ini diungkapkan dalam temuan sebuah studi baru yang telah diterbitkan di Ecological Applications.

Para peneliti menemukan beruang kutub menjadi lebih kurus dan memiliki lebih sedikit anak, dan kesehatan mereka yang menurun terkait dengan pencairan es laut.

“Perubahan yang disebabkan oleh iklim di Kutub Utara jelas memengaruhi beruang kutub,” kata penulis studi Kristin Laidre, profesor ilmu perairan dan perikanan di University of Washington, dalam sebuah pernyataan. 

“Mereka [beruang kutub] adalah ikon perubahan iklim, tetapi mereka juga merupakan indikator awal perubahan iklim karena mereka sangat bergantung pada es laut.”

Beruang kutub dianggap sebagai spesies yang rentan, satu tingkat di bawah “hampir punah”. Jika tren iklim terus berlanjut, populasi mereka hampir pasti akan semakin berkurang. 

Melihat efek habitat menyusut pada beruang kutub dapat meyakinkan para konservasionis untuk mengambil tindakan lebih cepat. Dan mempelajari bagaimana es yang mencair mempengaruhi mereka dapat memiliki implikasi yang lebih luas untuk bagaimana es akhirnya akan mempengaruhi spesies lain. 

“Beruang-beruang ini menghuni zona es musiman, yang berarti es laut hilang sepenuhnya di musim panas dan ini adalah perairan terbuka,” katanya. 

“Beruang di daerah ini memberi kita dasar yang baik untuk memahami implikasi hilangnya es laut.”

Beruang menghabiskan lebih sedikit waktu di darat dan berat badannya turun

Laidre dan rekan-rekannya telah melacak pergerakan beruang kutub betina dewasa di Baffin Bay, perairan di lepas pantai barat Greenland, selama dua periode waktu, yaitu pada 1990-an hingga 2010-an.

Antara tahun 2009 hingga 2015, beruang kutub menghabiskan rata-rata 30 hari lebih banyak di darat daripada di periode 1991 hingga 1997. Itu karena es laut mencair dengan kecepatan yang lebih cepat dan lebih awal di musim sekarang daripada yang terjadi bahkan 23 hingga 29 tahun yang lalu.

Es laut bertambah dan menyusut seiring musim, dan ketika es laut berkurang, beruang kutub tinggal di Pulau Baffin yang berdekatan. Mereka menunggu di sana sampai ada cukup es laut untuk berburu anjing laut.

Semakin banyak waktu yang beruang kutub itu habiskan di darat, maka semakin dekat ke pantai dan tidak dapat berburu, dan membuat mereka menjadi semakin kurus.

Para peneliti menilai kondisi tubuh beruang pada skala 1 sampai 3, 1 berarti kurus dan 3 berarti gemuk (gemuk berarti baik dan membuat mereka hangat).

Dari 352 beruang kutub yang mereka analisis, bahkan tidak sampai 50 dari mereka yang dianggap gemuk.

Ketersediaan es laut menjadi sebabnya: Para peneliti menemukan bahwa di tahun-tahun dengan es laut yang lebih sedikit, berat badan beruang kutub itu semakin menurun.

“Ketika beruang berada di darat, mereka tidak berburu anjing laut dan malah bergantung pada lemak yang tersimpan di dalam tubuhnya,” kata Laidre. 

“Mereka memiliki kemampuan berpuasa untuk waktu yang lama, tetapi seiring waktu mereka semakin kurus.”

Lebih sedikit waktu di atas es menjadikan beruang kutub memiliki lebih sedikit anak

Kesehatan beruang yang semakin memburuk berdampak pada seberapa banyak anak yang mereka lahirkan.

Beruang kutub betina memiliki lebih banyak anak ketika es laut lebih banyak tersedia dan ketika “musim semi berakhir,” periode ketika es mencair dan pecah dan lebih banyak air tersedia, terjadi kemudian di musimnya.

Sekarang beruang lebih kurus, mereka memiliki lebih sedikit anak. Hal ini bisa semakin berlanjut jika mereka kehilangan es laut yang juga terus berlanjut, kata Laidre.

Habitat menyusut mebuat beruang kutub masuk lebih jauh ke pedalaman

Penghitungan terakhir jumlah beruang kutub di Baffin Bay dilakukan antara tahun 2012 dan 2013 – lalu, ada lebih dari 2.800 beruang di daerah itu, menurut IUCN Polar Bear Specialist Group. 

Tetapi kelompok itu belum mencatat berapa banyak yang ada sebelum penghitungan terbaru dilakukan, jadi sulit untuk mengatakan apakah dari jumlah tersebut mengalami kenaikan atau penurunan.

Meskipun demikian, hasil studi University of Washington tidak menjadi jaminan.

Es laut yang mencair adalah sebagian alasan mengapa beruang kutub yang “bergizi” terlihat ada di daerah perumahan warga, mengintai lingkungan yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. 

Beruang-beruang itu bergerak ke sana karena kelaparan dan habitat yang menyusut, dan itu dapat menyebabkan peningkatan konflik antara manusia dan beruang.

Masa depan beruang kutub, tulis para peneliti dalam temuan mereka, tergantung pada kemampuan para ilmuwan untuk memprediksi bagaimana perubahan iklim akan terus berdampak pada beruang. 

Laju perubahan populasi sudah mengejutkan, jadi respons konservasi perlu dilakukan dengan kecepatan yang sama cepatnya, kata para peneliti.

*Foto-foto ilustrasi Beruang Kutub: Unsplash.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

‘Golden Mics’, Ajang Penghargaan ‘Oscar’ untuk Industri Podcast Bakal Digelar Awal 2021

Asupan Ini Buruk untuk Kesehatan Ginjal, Jangan Konsumsi secara Berlebihan!