CakapCakap – Cakap People! Beberapa perawat (wanita) di China mencukur rambut mereka untuk mengurangi risiko kontaminasi silang saat melawan virus corona di rumah sakit di Wuhan.
Mencukur rambut hingga kepala botak hanyalah salah satu contoh pengorbanan yang dilakukan staf medis di China saat mereka menuju ke garis depan epidemi.
Dilansir dari Business Insider, Kamis, 13 Februari 2020, sebuah video yang diposting oleh People’s Daily — media yang dikelola pemerintah China — surat kabar terbesar di China ini, menunjukkan para perawat dari provinsi Shaanxi mencukur rambut mereka sebelum dikirim ke Wuhan.
https://twitter.com/PDChina/status/1225534442426556423?s=20
Selain menjadi cara untuk mencegah penyebaran patogen, tidak memiliki rambut juga memudahkan untuk mengenakan dan melepas jas hazmat pelindung, menurut video yang diposting oleh kantor berita resmi China, Xinhua.
Shan Xia, yang bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan, mencukur semua rambutnya pada akhir Januari 2020, China Daily melaporkan.
Coronavirus-fighting nurses cut hair short before heading to Wuhan to aid the battle against the epidemic. #FightVirus pic.twitter.com/lcjk8G6PDw
— China Xinhua News (@XHNews) February 10, 2020
Staf rumah sakit di Wuhan berusaha keras untuk bisa menghemat waktu dan merawat lebih banyak pasien, termasuk mereka juga rela memakai popok dewasa daripada harus ke kamar mandi sebentar.
Virus corona ini tak hanya telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menginfeksi puluhan ribu lainnya, tetapi juga telah melukai secara fisik para staf medis, meninggalkan beberapa bekas kulit memutih dari disinfektan dan wajah mereka ditandai oleh garis-garis akibat pemakaian masker pelindung yang melekat ke dalam kulit mereka.
Tekanan secara emosional dan mental juga tampak jelas dialami oleh para staf medis, dengan beberapa dokter melewati titik puncak ketika mereka harus berjuang dengan volume kasus virus corona yang terus meningkat.
“Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental,” kata seorang terapis yang berbasis di Beijing bernama Candice Qin kepada The Washington Post.
“Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia.”
4 Comments
Leave a Reply4 Pings & Trackbacks
Pingback:Lebih dari 1.700 Petugas Medis Terinfeksi Virus Corona di China, Enam Orang Meninggal Dunia - CakapCakap
Pingback:Virus Corona: Beijing Minta Warga Jalani Karantina 14 Hari Sepulang Berlibur, Jika Menolak Bakal Dihukum - CakapCakap
Pingback:Mahasiswa China Habiskan Miliaran Dolar Kuliah di Luar Negeri, Virus Corona Paksa Mereka Tunda Studi - CakapCakap
Pingback:Pakai APD dari Kantong Plastik Sampah, Para Perawat Ini Dinyatakan Positif COVID-19 - CakapCakap