CakapCakap – Cakap People! Citigroup, sebuah bank pengelola investasi, melakukan skorsing terhadap seorang bankir senior karena diduga melakukan pencurian makanan dari kantin staf, demikian dilaporkan beberapa media.
BBC melaporkan pada Selasa, 4 Februari 2020, bankir bernama Paras Shah ini dilaporkan memiliki penghasilan lebih dari £1 juta (sekitar Rp17,8 miliar) per tahun, termasuk bonus-bonus.
Sebagai perbandingan saja, penghasilan orang yang baru menapak karier di bidang bank investasi di Inggris adalah sebesar £30.125 (sekitar Rp554 juta) setahun pada 2019.
Bulan lalu, dia dikeluarkan dari jabatannya sebagai kepala perdagangan obligasi untuk kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika yang menghasilkan keuntungan besar, demikian menurut laporan Financial Times.
Citigroup menolak untuk berkomentar terhadap kasus pencurian makanan ini.
Menurut berbagai laporan, Paras Shah yang berusia 31 tahun, diskors menyusul tuduhan terhadapnya bahwa ia mencuri roti lapis (sandwich) dari kantin kantor pusat Citigroup di Canary Wharf, kawasan perkantoran di London.
Tidak jelas berapa kali hal ini terjadi atau berapa lama perilaku ini diperbuatnya.
BBC telah mencoba menghubungi Paras Shah melalui LinkedIn, tetapi profilnya sudah tak tersedia dan sudah dihapus dari platform tersebut.
Pencurian kecil
Paras Shah bukan pejabat tinggi lembaga finansial pertama di kawasan distrik keuangan di London yang menghadapi konsekuensi serius dari tuduhan kejahatan-kejahatan ringan seperti ini.
Tahun 2014, Direktur firma investasi besar BlackRock, Jonathan Paul Burrows , dilarang bekerja di industri jasa keuangan setelah ketahuan bahwa ia secara rutin tidak membeli tiket kereta dalam perjalanan pulang balik dari dan ke London.
Lembaga pengawas keuangan Inggris, Financial Conduct Authority (FCA) mengatakan ia seharusnya menjadi contoh bagi orang lain dan perilakunya itu “tidak memenuhi standar yang diharapkan dari seseorang yang berada pada jabatannya”.
Kasus Paras Shah ini muncul beberapa minggu sebelum Citygroup membayarkan bonus tahunan kepada pegawai-pegawai senior mereka.
Ia bergabung dengan Citigroup di tahun 2017 sesudah sebelumnya bekerja di HSBC selama tujuh tahun.
Pekerjaannya termasuk memasarkan “obligasi sampah” yang diterbitkan perusahaan-perusahaan dengan kredibilitas kredit rendah atau catatan performa yang pendek, demi untuk meningkatkan pemasukan kontan kepada perusahaannya.
Obligasi jenis ini punya risiko tinggi untuk gagal bayar karena perusahaan-perusahaannya kurang kredibel atau belum terbukti performanya, maka ia dijual dengan kembalian investasi yang tinggi.
Ini yang membuat obligasi-obligasi ini dikenal sebagai obligasi dengan hasil tinggi (high-yield bonds). Jenis obligasi seperti inilah yang antara lain menyebabkan terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008.