CakapCakap – Cakap People! Li Wenliang, 34 tahun, seorang dokter ‘whistleblower’ di China yang pernah memperingatkan masyarakat tentang kemungkinan penyakit “mirip SARS” pada Desember 2019, telah meninggal dunia, menurut Rumah Sakit Pusat Wuhan.
Konfirmasi ini mengikuti serangkaian pernyataan yang saling bertentangan tentang kondisi dokter Li Wenliang sebelumnya dari pihak rumah sakit dan outlet media pemerintah China.
Dilansir dari CNN, Jumat, 7 Februari 2020, dokter Li meninggal dunia karena virus corona baru di Wuhan pada Jumat dini hari (waktu setempat).
“Dokter spesialis mata rumah sakit kami, Li Wenliang, sayangnya, terinfeksi virus corona selama pekerjaannya dalam memerangi epidemi virus corona. Li meninggal pukul 02.58 pada 7 Februari setelah upaya untuk menyadarkan kembali tidak berhasil,” demikian pernyataan terbaru dari pihak Rumah Sakit Pusat Wuhan.
We deeply mourn the death of #Wuhan doctor Li wenliang, who unfortunately got infected with novel #Coronavirus while battling with the epidemic. After all-effort rescue, Li passed away on 2:58 am, Feb. 7. pic.twitter.com/mbYA3wB4pn
— People's Daily, China (@PDChina) February 6, 2020
Sebelumnya pada Kamis malam, 6 Februari 2020, beberapa media pemerintah China telah melaporkan kematian dokter Li. Setelah mendengar kabar kematian itu, media sosial China pecah dalam kesedihan dan kemarahan yang mendalam.
Pada jam-jam yang membingungkan, pihak Rumah Sakit Pusat Wuhan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan Li masih hidup dan dalam kondisi kritis. Mereka menambahkan bahwa pihaknya sedang “berupaya untuk menyadarkannya.”
Atas pernyataan rumah sakit Wuhan tersebut, media pemerintah China yang telah mengabarkan kematian dokter Li kemudian menghapus tweet mereka sebelumnya.
Tetapi kemudian, pihak rumah sakit akhirnya mengkonfirmasi kematian dokter Li.
Dokter Li Adalah “Whistleblower” Virus Corona Wuhan
Li sebelumnya telah membunyikan alarm tentang virus corona ini, yang pada akhirnya merenggut nyawanya.
Pada 30 Desember 2019, dokter Li memposting pesan di grup alumni sekolah kedokterannya lewat aplikasi pesan China, WeChat, bahwa tujuh pasien dari pasar makanan laut lokal telah didiagnosis dengan penyakit mirip SARS — virus yang menyebabkan epidemi global pada tahun 2003 — dan dikarantina di rumah sakitnya di Wuhan.
Dokter Li juga sempat menyampaikan pesan lewat grup obrolan itu dengan memperingatkan kepada para dokter agar memakai pakaian pelindung untuk menghindari infeksi.
Namun, empat hari setelah memposting pesan tersebut, dokter Li dipanggil ke Biro Keamanan Umum (Kepolisian Wuhan) di mana dia diminta menandatangani sebuah surat. Dalam surat itu dia dituduh “membuat komentar palsu” yang telah “sangat mengganggu tatanan sosial” mengenai virus mematikan di minggu-minggu awal wabah, dilansir dari BBC, Jumat, 7 Februari 2020.
Dia adalah satu dari delapan orang yang menurut polisi sedang diselidiki karena “menyebarkan desas-desus”. Akhirnya, pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada dokter Li.
https://www.instagram.com/p/B8PfH6QFOog/?igshid=1q2u72e3xfg95
Dokter Li akhirnya juga tertular virus corona. Dia dirawat di rumah sakit pada 12 Januari 2020 dan dinyatakan positif virus corona pada 1 Februari 2020.
Kemarahan Netizen di Media Sosial
Saluran media sosial China dipenuhi kemarahan menyusul berita kematian Li.
Topik tentang “pemerintah Wuhan berutang permintaan maaf kepada dokter Li Wenliang,” dan “Kami ingin kebebasan berbicara,” dengan cepat menjadi tren di platform seperti Twitter di China, yaitu Weibo.
Masing-masing topik tersebut mendapat puluhan ribu tampilan sebelum akhirnya menghilang dari platform setelah disensor.
Topik lain, yang berjudul “Saya ingin kebebasan berbicara,” telah menarik 1,8 juta pandangan pada jam 5 pagi Jumat, 7 Februari, waktu setempat.
Komentar utama di bawah pernyataan Rumah Sakit Pusat Wuhan tentang kematian Li termasuk “Saya telah belajar dua kata: penyelamatan politik & penyelamatan performatif” dan “Orang-orang muda yang tak terhitung jumlahnya akan matang semalam setelah hari ini: dunia tidak seindah yang kita bayangkan.
Apakah Anda marah “Jika ada di antara kita di sini yang cukup beruntung untuk berbicara kepada publik di masa depan, pastikan Anda mengingat kemarahan malam ini,” demikian bunyi beberapa komentar itu.
Sejumlah komentar juga menandai waktu pengumuman. “Saya tahu Anda akan memposting ini di tengah malam,” tulis seorang pengguna Weibo.
“Anda pikir kami semua sudah tidur? Tidak. Kami belum tidur,” kata yang lain.
https://www.instagram.com/p/B8PbjGiJ7Vs/?igshid=mdl0ftowigtg
Kebingungan Kabar Kematian Dokter Li
Outlet media pemerintah China, The Global Times pertama kali mengumumkan dokter Li meninggal lewat tweet sekitar pukul 10.40 malam, Kamis malam, 6 Februari 2020, waktu setempat, menghubungkan ke sebuah laporan yang mengutip teman dan dokter di Rumah Sakit Pusat Wuhan.
Beberapa jam kemudian, Global Times menghapus postingan kabar kematian dokter Li tersebut. Media China lainnya juga menghapus laporan kematiannya, tanpa penjelasan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pesan belasungkawa setelah laporan awal bahwa Li sudah meninggal tetapi kemudian memperbarui pernyataan mereka untuk mengatakan mereka tidak memiliki informasi tentang status atau kondisi sang dokter.
Rumah Sakit Pusat Wuhan akhirnya mengeluarkan pernyataan baru yang mengkonfirmasi kematiannya pada hari itu.
Jumlah korban jiwa dan jumlah orang yang terinfeksi oleh virus corona Wuhan terus bertambah, tanpa ada tanda-tanda berhenti meskipun ada upaya karantina dan metode pengendalian populasi diberlakukan di pusat China.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi secara global mencapai 28.275 pada hari Kamis, dengan lebih dari 28.000 di China. Jumlah kasus di China tumbuh 3.694, atau 15%, pada hari sebelumnya. Sejauh ini, ada 565 kematian, yang secara keseluruhan terjadi di China, kecuali dua orang yang meninggal di luar China, yaitu satu di Filipina dan satu di Hong Kong.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Angka Kematian Virus Corona Capai 1.000 Lebih, Pejabat Senior China Ini “Dilengserkan” - CakapCakap