Setiap hubungan tentu memiliki suatu masalah, entah timbul karena salah paham ataupun timbul karena perbedaan karakter dari pasangan. Namun jika masalah yang timbul masih dalam konteks yang seperti itu, tentu masih bisa diperbaiki lagi melalui sebuah diskusi dan komunikasi yang intens.Tetapi jika masalah sudah merembet ke arah wanita idaman lain alias WIL, maka akan berbeda caranya.
Tidak ada wanita yang rela jika cintanya harus dibagi, terlebih jika sampai memasuki ke zona cinta segitiga. Maka tentu saja mereka akan merasa rendah secara mental dan hatinya pun akan terluka. Bayangkan saja, siapa wanita di dunia ini yang rela jika pasangannya berselingkuh darinya. Tetapi dewasa ini cukup banyak kasus perselingkuhan yang terjadi, hingga akhirnya muncul istilah ‘pelakor’ atau ‘perebut laki orang’.
Akibat hal tersebut banyak rumah tangga yang berakhir pada perceraian. Sehingga dari sana tak jarang wanita merasa trauma dengan kejadian yang menimpanya, sang wanita yang menjadi korban perselingkuhan pun kerap kali takut untuk membina hubungan baru dengan pria lain. Hingga akhirnya ia memilih untuk hidup sendiri dan menggenggam erat rasa tak percaya diri serta kecemasan karena harus hidup sendiri.
Salah seorang psikolog serta pakar hubungan yang berasal dari New York, AS, bernama Dr. Niloo Dardashti menuturkan, ketika sebuah hubungan hancur karena faktor perselingkuhan maka rasa percaya diri merupakan obyek yang pertama kali hancur. Lalu bagaimana caranya agar kehancuran ini tidak tersebar luas dan berlangsung secara berlarut-larut?
Maka wanita tersebut harus berusaha untuk mengenali emosinya lagi serta mulai bangkit untuk hidupnya sendiri, yang paling terpenting ialah dengan ikhlas menerima kenyataan jika dirinya diselingkuhi. Apabila ia telah berhasil menerima segala fakta yang terjadi, maka untuk langkah selanjutnya akan lebih mudah.
Selanjutnya, sebelum percaya pada orang lain, maka wanita korban perselingkuhan ini harus percaya pada dirinya sendiri, serta janganlah menyalahkan diri sendiri akibat suatu kesalahan pasangannya di masa lalu. Hindari sikap demikian lantaran pasangan tak setia dan ingkar akan janji pernikahan.
Tentu saja dalam hal ini bukan sang wanita korban perselingkuhan yang salah, sebab bukan ia pelaku perselingkuhan. Sehingga melimpahkan segala kesalahan pada korban bukanlah opsi yang tepat. Agar kepercayaan dalam diri dapat tumbuh lagi maka kamu yang menjadi korban perselingkuhan dari pasanganmu tak perlu menerima kesalahan dari pasangan yang sudah berselingkuh darimu.
Sebenarnya perselingkuhan adalah kesalahan dari pihak yang berselingkuh, bukan yang masih menjaga kesetiaan dalam ikatan pernikahan. Agar dapat menghindari stres atas masalah yang terjadi, ada baiknya kamu menghibur diri sendiri dengan liburan atau berjumpa dengan para sahabat ataupun kerabat dekat.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!