CakapCakap – Cakap People! China sedang berjuang untuk mencegah penyebaran virus corona yang mematikan di provinsi Hubei ketika ratusan juta orang Tiongkok bersiap untuk melakukan perjalanan selama Tahun Baru Imlek yang akan dimulai pada hari Sabtu, 25 Januari 2020.
Beijing dan Hong Kong telah membatalkan beberapa perayaan besar untuk mencegah berkumpulnya banyak orang. Sementara itu, Wuhan dan kota-kota lain di Hubei telah dikunci atau diisolasi dengan pembatasan akses pada transportasi umum.
BBC melaporkan, pada hari Jumat, 24 Januari 2020, otoritas China mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 25 orang, dengan 830 kasus orang dikonfirmasi terinfeksi virus corona baru ini. Hampir semua korban meninggal terjadi di Hubei.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi di luar negeri masih rendah — saat ini 13 orang. Inilah yang menjadi salah satu alasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis menolak untuk mengumumkan peristiwa virus ini sebagai “darurat internasional”. “Ini belum menjadi satu,” kata direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis, 23 Januari 2020, bahwa pihaknya sedang menyelidiki dugaan kasus kedua virus corona ini.
Apa ketakutan untuk Tahun Baru Imlek?
Momen Tahun Baru Imlek adalah salah satu migrasi tahunan terbesar di dunia. Pihak berwenang telah membatalkan semua perayaan besar-besaran di Beijing. Pameran kuil dilarang, rilis film ditunda dan Forbidden City akan ditutup untuk umum.
Hong Kong membatalkan karnaval internasional dan turnamen sepakbola tahunan. Pejabat kepala pelaksana, Matthew Cheung mengatakan, “tidak selayaknha berada di kerumunan orang yang berkumpul bersama”.
Pemerintah China mengunci atau mengisolasi besar-besaran atas kota Wuhan, tempat virus pertama kali terdeteksi. Selain Wuhan, setidaknya ada lima kota di Provinsi lainnya juga ditutup. Langkah isolasi yang dilakukan ini mendapat pujian dari WHO.
China secara efektif mengkarantina hampir 20 juta orang di provinsi Hubei, tanpa pesawat atau kereta api yang keluar atau masuk Wuhan. Kota-kota dilanda penutupan seperti sejumlah kafe, bioskop, teater, dan pameran.
Sudah ada antrian panjang — dan beberapa pertengkaran — di toko makanan untuk stok yang berkurang.
Penggunaan masker wajah adalah wajib di semua tempat umum di Wuhan dan beberapa warga mengatakan itu seperti kota hantu.
Tetapi wartawan BBC Stephen McDonell, di Beijing, mengatakan bahwa ratusan ribu penduduk telah meninggalkan Wuhan untuk merayakan Tahun Baru Imlek di tempat lain dan, dengan masa inkubasi sekitar lima hari, mereka mungkin dengan tidak sengaja menularkan virus tanpa mengetahui hal itu.
Ratusan kasus yang dikonfirmasi di China, sebagian besar terjadi di Hubei, menurut laporan resmi. Namun, kematian seorang pria berusia 80 tahun di provinsi Hebei, dekat Beijing — yang pertama di luar Hubei — adalah pengingat akan ancaman itu.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Wabah Virus Corona di China, Amankah Bagi Wisatawan Bepergian? Simak Saran Para Ahli dan Dokter! - CakapCakap
Pingback:Virus Corona, PB IDI: Jangan Makan Hewan Ini untuk Mencegah Penularan - CakapCakap