CakapCakap – Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa waktu ini baru merilis sebuah fakta yang cukup mencengangkan bagi dunia. Fakta yang dirilis PBB adalah mengenai kondisi suhu bumi di tahun 2019 yang tercatat sebagai tahun kedua terpanas sepanjang sejarah dunia. Apakah Cakap People juga menyadari bahwa bumi ini pada tahun 2019 terasa sangat panas?
Lalu kapan tahun terpanas bumi sepanjang sejarah ini? Ternyata, tahun terpanas bumi sepanjang sejarah sudah pernah terjadi pada 2016. Beberapa dari kalian mungkin menyadari rasa panas yang berlebih pada tahun tersebut, mungkin ada juga yang tidak menyadari hal tersebut. PBB pada 15 Januari 2020 mengatakan bahwa sejak tahun 1980 dimonitor, suhu udara di bumi tercatat akan mengalami peningkatan setiap dekadenya. Sehingga bukan himbauan belaka, PBB mengajak dunia untuk menurunkan emisi karbon di bumi sebanyak 7.6% setiap tahunnya, agar bumi tidak semakin panas. Dengan pengurangan emisi karbon, maka kehidupan di Bumi akan terselamatkan. Hal tersebut dijelaskan secara gamblang oleh World Meteorology Organization (WMO), organisasi dunia yang bertanggungjawab terhadap bidang meteorologi dunia.
Berdasarkan informasi yang tercantum dalam Perjanjian Paris 2015 dan sudah ditandatangani oleh banyak negara, PBB mengatakan bahwa emisi buatan manusia perlu diturunkan sebanyak 7,6% per tahun hingga 2030. Hal ini harus dilakukan sebagai upaya membatasi naiknya suhu bumi sebanyak 1.5 derajat celcius setiap tahunnya.
Petteri Taalas, kepala WMO bahkan mengatakan bahwa sudah ada banyak prediksi buruk yang akan melanda bumi ini di tahun 2020. Bukan untuk menakuti pastinya, tetapi penelitian dengan pendekatan ilmiah versi WMO patut dipercayai agar bumi bisa bersiap dan berbenah. Perkiraan yang sudah dirilis adalah cuaca ekstre yang terjadi sepanjang 2020 hingga beberapa dekade mendatang. Hal ini diakibatkan oleh tingginya tingkat gas rumah kaca yang memerangkap panas atmosfer.
Pencatatan cuaca dengan cara modern seperti saat ini sudah berlangsung sejak 1850, yang ternyata suhu bumi juga sudah meningkat sebanyak 1.1 derajat celcius sepanjang tahunnya. Dulu, sebagian besar panas bumi ada di daerah lautan, sehingga kehidupan ekosistem laut sangat terdampak. Hal ini dibuktikan dengan kematian ikan secara masal dan pemutihan karang yang terus meluas.