CakapCakap – Cakap People! Iran mewujudkan ancaman untuk membalas pembunuhan Jenderal Qaseem Soleimani terhadap Amerika Serikat. Mereka dilaporkan telah menembakkan puluhan roket ke pangkalan udara gabungan AS-Irak.
Mengutip informasi Garda Revolusi Islam (IRGC), media televisi Iran melaporkan serangan tersebut terjadi pada Rabu pagi, 8 Januari 2020, waktu Baghdad.
Seorang pejabat pertahanan AS mengkonfirmasikan bahwa telah terjadi serangan terhadap pangkalan udara Ayn al-Asad di Irak barat.
“Kami mengetahui laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak,” ungkap juru bicara pers Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Bloomberg.
Reuters melaporkan, Garda Revolusi Iran membenarkan bahwa mereka menembakkan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan Qassem Soleimani minggu lalu.
Diduga roket yang digunakan untuk menyerang pangkalan udara ini adalah Roket Katyusha, menurut CNBC.
Dalam laporan Reuters, roket Katyusha juga digunakan Iran untuk menyerang kedutaan besar AS di Irak dua hari sebelumnya. Dalam serangan ini enam orang dilaporkan terluka.
Seberapa canggih roket ini sesungguhnya? Katyusha merupakan roket artileri buatan Rusia. Peluncur roket ini dirancang oleh Georgy Langemak dan diproduksi oleh Plant Comintern in Voronezh.
Mengutip globalsecurity.org, Katyusha merupakan roket yang dibuat pada perang dunia ke II dan menjadi senjata rahasia Uni Soviet. Peluncuran roket ini menggunakan mobil truk dengan jarak tembak hingga 20,4 kilometer dan bisa ditembakkan dalam jumlah banyak secara bersamaan.
Roket ini berukuran kecil dengan daya ledak tinggi tetapi akurasinya rendah dan butuh waktu lebih lama untuk mengisi ulang. Para tentara Uni Soviet menamai roket ini dengan nama Katie.
Pada perang dingin (cold war) di tahun 70-an Katyusha menjadi roket yang cukup populer dan diekspor ke beberapa negara seperti Romania, Yugoslavia hingga Korea Utara.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Selain Pesawat Ukraina, Inilah Deretan Pesawat Sipil yang Jatuh akibat Rudal - CakapCakap