CakapCakap – Cakap People! Pekan pertama tahun baru, kamu bakal bisa menyaksikan salah satu hujan meteor paling menjanjikan untuk 2020, yakni The Quadrantids. Hujan meteor tersebut akan mencapai titik puncak pada malam ketiga atau keempat bulan Januari 2020.
Laman Skymania pada Selasa, 24 Desember 2019 menuliskan bahwa hujan meteor tersebut akan dapat terlihat dengan bagus meskipin fase bulan akan melalui kuartal pertama. Hujan meteor akan terjadi selama kurang dari satu jam setelah tengah malam.
Hujan meteor itu akan mengarah dari langit paling Utara. Aktivitas maksimum dari The Quadrantids diprediksi terjadi pada 4 Januari dini hari. Hujan meteor tersebut diperkirakan akan terjadi dengan intensitas tinggi, mencapai 120 ‘bintang jatuh’ bisa disaksikan setiap jam.
Namun, angka tersebut merupakan jumlah hujan meteor per jam yang mungkin dilihat oleh pengamat dalam kondisi optimal, yakni dengan langit gelap yang sangat jernih. Karena itu, disebutkan agar jangan berharap untuk melihat begitu banyak hujan meteor, meskipun itu masih bisa menjadi pertunjukan yang menarik.
Puncak dari hujan meteor itu tak berlangsung lama, hanya berlangsung beberapa jam. Hujan meteor itu sebenarnya terjadi pada 27 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. Wilayah Inggris dan Eropa akan menjadi tempat terbaik untuk melihat puncak hujan meteor tersebut.
Karena pancaran sinarnya sangat jauh ke Utara, maka hujan meteor tersebut akan lebih terlihat pada belahan bumi bagian Utara. Di belahan bumi bagian Utara itu saat ini masih berlangsung musim dingin. Itu membuat malam hari akan bisa sangat dingin. Itu yang menyebabkan The Quadrantids tidak lebih dikenal dan lebih banyak diamati.
Meteor adalah pancaran yang dihasilkan oleh aliran partikel debu yang ditinggalkan oleh komet, dan biasanya tidak lebih besar dari butiran pasir. Hujan meteor besar tahun ini telah lama diidentifikasi komet induknya, tetapi yang menghasilkan Quadrantids tetap menjadi misteri sampai tahun-tahun awal Milenium baru.
Kemudian, pada tahun 2003, ahli meteor NASA terkemuka Peter Jenniskens mengidentifikasi aliran partikel meteoroid yang menghasilkan Quadrantids dengan asteroid dekat-Bumi yang ditemukan pada tahun yang sama, dan diberi label 2003 EH1. Karena itu, sepertinya EH1 2003 sebenarnya adalah inti komet yang sudah punah daripada asteroid normal.