in ,

Bill Gates Sumbang Rp 490 triliun, tapi Nilai Kekayaannya Semakin Meningkat, Kok Bisa?

Selain dikenal sebagai orang terkaya di dunia, Gates juga adalah orang yang dermawan.

CakapCakapCakap People! Baru-baru ini, pendiri Microsoft Corp Bill Gates kembali menempati posisi sebagai orang terkaya di dunia, setelah gelar itu sempat diambil oleh Jeff Bezos pada 2017 lalu. 

Selain dikenal sebagai orang terkaya di dunia, Gates juga adalah orang yang dermawan. Ia menyumbangkan sejumlah hartanya melalui Bill and Melinda Gates Foundation. Meski harta kekayaannya telah banyak yang didonasikan, tapi nilai kekayaan Gates semakin meningkat. Kok bisa?

CNBC melaporkan pada September 2019, bahwa Bill Gates tercatat telah menyumbang sebesar USD 35 miliar atau setara Rp 490 triliun (1USD=Rp 14.000) pada 2019 ini. Meski begitu tidak terlihat penurunan signifikan pada nilai kekayaan pribadinya.

https://www.instagram.com/p/BxsacGglBLF/?igshid=j0simb4j3dsw

Pada September 2019, kekayaan Gates tercatat bertambah USD 16 miliar, meskipun pada tahun ini juga, Gates menyumbang lebih dari USD 35 miliar kekayaannya untuk amal, menurut Bloomberg.

Kemudian pada November 2019, kekayaan Bill Gates meningkat menjadi USD 110 miliar, yang menobatkannya kembali sebagai orang terkaya di dunia menggeser posisi Jeff Bezoss yang merupakan pendiri dan CEO Amazon.com Inc.

Menurut Bloomberg, meningkatnya kekayaan Gates kemungkinan sebagian terbantu oleh keputusan Pentagon yang diumumkan 25 Oktober 2019, yang memberikan kontrak cloud computing sebesar USD 10 miliar kepada Microsoft melalui Amazon. Sejak saat itu, saham Microsoft bergerak naik 4%, yang menambah pundi-pundi kekayaan Gates menjadi sebesar USD 110 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index

“Kami tidak defensif, sebagian besar kami simpan dalam bentuk cash atau semacamnya, “kata Gates kepada Bloomberg Television, Selasa.

Gates menambahkan, strategi investasinya adalah menginvestasikan lebih dari 60% kekayaannya dalam bentuk ekuitas.

Artinya bila 60% dalam bentuk ekuitas, berarti sekitar US$ 60 miliar kekayaan Gates disimpan dalam bentuk saham atau dana indeks.

Ini merupakan strategi investasi yang agresif bagi seorang yang kaya seperti Gates. Sebab bila dilihat rata-rata portofolio kantor keluarga orang Amerika Utara, 32% dari aset mereka disimpan di saham pada 2018, seperti dilaporkan Campden Wealth.

Biasanya, para investor mendiversifikasikan kekayaan mereka dalam bentuk aset seperti obligasi pemerintah dan real estate.

Kegiatan amal Gates dilakukan terutama melalui The Bill and Melinda Gates Foundation. Yayasan ini bekerja untuk mengatasi ketimpangan dalam kesehatan dan pendidikan di seluruh dunia, krisis iklim dan kelaparan dunia.

Organisasi ini bekerja di dalam negeri untuk memastikan bahwa semua siswa lulus dari sekolah  menengah.

https://www.instagram.com/p/BrkuAvGnZ7J/?igshid=1748dccoj1ie7

Perencana keuangan bersertifikat Douglas Bonerpart, Presiden dan Pendiri Bone Fide Wealt di New York memperingatkan bahwa setiap orang punya cara tersendiri dalam berinvestasi.

Artinya, tidak berarti ketika seorang miliarder mengalokasikan asetnya ke sektor tertentu, maka semua orang harus mengikutinya.

“Apakah itu seorang miliarder, CEO atau yayasan, Anda harus ingat bahwa mereka berinvestasi menurut tujuan mereka sendiri,” ujarnya.

Maka ia menyarankan agar setiap orang berinvestasi  menurut tujuan mereka sendiri. Termasuk toleransi terharap risiko investasi. Jika Anda seorang investor muda, dan tidak akan membutuhkan uang selama beberapa dekade, Anda bisa berinvestasi lebih agresif.

“Anda bisa memiliki hingga 100% dalam bentuk ekuitas,” kata Boneparth.

Namun bagi mereka yang pra pensiun atau pensiunan, mungkin perlu berinvestasi lebih sedikit di saham untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka. “Sebab mereka mengandalkan aset-aset itu untuk membayar pensiun mereka,” ujarnya.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wang Liqiang, Begini Intelijen Cina Ini Beroperasi di Australia, Hong Kong, dan Taiwan

Sembelit pada Ibu Hamil, Ketahui Sebab dan Cara Mengatasinya