Norbertus Yunendra
CakapCakap – Indonesia selalu memukau jika dilihat dari indahnya kebudayaan dan keseniannya. Di masing-masing daerah, kita bersyukur menjadi bangsa yang punya identitas kuat, keunikan, hingga keberagaman yang bisa menyatukan bangsa. Salah satu yang dijunjung tinggi keberadaannya adalah tarian tradisional. Di Sulawesi sendiri, kita punya banyak sekali jenis tarian daerah, yang hebatnya mampu bertahan di tengah perkembangan kesenian modern. Bahkan salah satunya, yakni tarian asal Toraja berhasil mendunia melalui kompetisi tarian tingkat internasional. Bagaimana ceritanya?
Cakap People, baru-baru ini, perwakilan Indonesia yang merupakan mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Hasanuddin, Makassar, berhasil menorehkan prestasi gemilang di tingkat dunia melalui Tarian Toraya Mangkasara. Bagi kalian masyarakat Sulawesi Selatan, pasti sudah sangat familiar dengan tarian ini bukan?
Kontingen Indonesia ini mengikuti ajang kompetisi tari “International Dance and Vocal Contest” bertema All Colours di San Marino Italia. Dalam kesempatan ini, tarian Toraya Mangkasara berhasil meraih kuara kedua. Kompetisi ini melibatkan perwakilan, pekerja seni, yang berasal dari 34 negara, mulai dari Perancis, Indonesia, Kroasia, hingga Rusia.
Anita Athalia, salah satu penari Toraya Mangkasara mengatakan bahwa misi keberangkatan mereka hingga ke Italia ini bukan sekadar berlomba. Tetapi jauh dari impian itu, ada juga keinginan untuk membawa nama dan keindahan Indonesia hingga ke kancah dunia. Terlebih mereka berharap juga bahwa misi kebudayaan semacam ini bisa meningkatkan data tarik wisata mancanegara ke Indonesia.
Anita yang merupakan mahasiswi Unhas asal Kabupaten Sidrap ini mengaku sangat bangga bisa menyabet medali perak dalam perhelatan tersebut. Selain itu pastinya, mereka sangat bangga dan senang bisa mengibarkan bendera merah putih dengan gagahnya di panggung Italia.
Sebelum berlaga di kompetisi ini, mereka telah berlatih dengan keras selama tujuh bulan terakhir. Mahasiswa-mahasiswi aktif ini harus membagi waktu antara berkuliah dan melakukan latihan di sela-selanya. Mereka terus mengasah kemampuan menarinya, dan juga pastinya mengasah kekompakan antar penari. Tambah Anita, “Dengan kekompakan tim serta fokus dan taat latihan akhirnya kami bisa sampai ke Italia dan berhasil meraih juara kedua da mendapatkan medali perak. Kami sangat bangga bisa membawa nama harum bangsa Indonesia,”
