in ,

Mengapa Perempuan Suka ‘Bad Mood’ saat PMS? Inilah Siklus Mood Menstruasi yang Perlu Diketahui!

Kemungkinan, gejolak emosi itu merupakan efek samping pasang-surut hormon sebelum dan selama siklus menstruasi.

CakapCakapCakap People! Mengapa perempuan suka ‘bad mood’ ya saat PMS? Hampir setiap perempuan akan menjadi sensitif atau bahkan bad mood saat menstruasi menjelang, tepatnya seminggu sampai dua minggu sebelum dimulainya menstruasi yang biasa disebut premenstrual syndrome alias PMS.

WebMD melansir, para dokter tidak tahu persis mengapa perempuan jadi lebih sensitif saat menstruasi.

Kemungkinan, gejolak emosi itu merupakan efek samping pasang-surut hormon sebelum dan selama siklus menstruasi.

Sebuah studi menyebutkan berbagai rasa sakit yang berhubungan dengan menstruasi seperti kram, kembung, sakit punggung dan sakit kepala bisa membuat perempuan sulit fokus.

Ilustrrasi. [Foto: NET]

Inilah siklus mood menstruasi yang perlu diketahui seperti telah dirangkum oleh Kantor Berita ANTARA dari berbagai sumber berikut ini:

Masa bahagia (hari pertama sampai kelima menstruasi)

Louann Brizendine, M.D., ahli neurobiologi asal University of California dilansir Shape mengatakan mood di hari pertama menstruasi stabil karena kadar tiga hormon yakni estrogen, progesteron, dan testosteron seimbang.

Kendati demikian, otak akan meningkatkan produksi senyawa prostaglandin yang membuat perut kram dan mual di hari-hari pertama menstruasi.

Lima hari pertama saat menstruasi, otak akan secara bertahap memproduksi lebih banyak estrogen dan testosteron yang kemudian merangsang produksi endorfin.

Endorfin adalah hormon bahagia yang bermanfaat sebagai pereda nyeri alami. Itu sebabnya berbagai gejala PMS berangsur menghilang saat menstruasi.

Masa subur (hari kelima sampai 14)

Di masa ini, hormon estrogen akan meningkat dan mempengaruhi bagian otak yang bernama hipocampus yang membuat daya ingat perempuan akan jadi lebih tajam dan mereka cenderung lebih cakap berkomunikasi.

Di sisi lain, produksi hormon testoteron juga meningkat sehingga membuat perempuan lebih bergairah secara seksual.

Gabungan semua itu, membuat perempuan di masa-masa subur jadi lebih pandai bersosialisasi, tangkas secara mental dan berenergi.

“Testoteron juga meningkatkan rasa kompetisi, artinya Anda akan merasa terancam oleh perempuan lain,” kata Brizendine.

Setelah masa subur lewat, kadar estrogen dan testosteron akan kembali turun.

Saat inilah perempuan mulai merasakan mood yang pasang surut. Di saat yang bersamaan, penurunan kedua hormon tersebut menyebabkan kerja otak ikut menurun.

Foto: Alodokter.

PMS (hari ke 25 hingga 28)

Saat tubuh tahu tidak ada sel telur yang dibuahi, maka tubuh akan bersiap untuk mengeluarkan sel telur lewat menstruasi.

Di masa inilah kadar progesteron dan estrogen akan menyentuh level paling rendah.

Sebagai gantinya, otak akan melepaskan hormon stres kortisol dalam jumlah tinggi yang memunculkan berbagai gejala PMS, seperti sakit kepala, sulit tidur, tubuh lesu dan kurang berenergi, hingga gejolak mood yang naik turun saat menstruasi akan tiba.

Untuk mengatasi PMS, gaya hidup sehat menjadi jawaban.

Lakukan setidaknya olah raga selama 30 menit setiap hari, tidur selama 8 jam sehari dan tidak merokok.

Asupan makanan juga mempengaruhi, konsumsi lebih banyak buah-buahan, sayur mayur, biji-bijian dan batasi asupan garam, gula, kafein dan alkohol.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ratu Elizabeth Ternyata Sering Merias Wajahnya Sendiri, Kecuali pada Momen Spesial yang Satu Ini!

Lebih Sedikit Bicara, Ini Jenis Olahraga yang Cocok untuk Orang Introvert!