in

Ternyata Kamu Hanya Butuh Waktu 300 Milidetik Untuk Mengenali Lagu Favorit

Proses mengingat lagu itu ternyata hanya butuh waktu 300 milidetik atau 0,005 menit.

CakapCakapCakap People! Kamu mungkin pernah mendengar salah satu lagu favorit lama kamu dan tidak bisa mengingatnya saat itu — tetapi beberapa saat kemudian dalam sekejap, kamu langsung mengingatnya— agar akurat, proses mengingat lagu itu ternyata hanya butuh waktu 300 milidetik atau 0,005 menit. Ya, itu karena — begitulah cara otak kita berfungsi.

Dilansir dari Boldsky, Sabtu, 2 November 2019, menurut sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh para peneliti di UCL Ear Institute menegaskan bahwa waktu minimum yang diperlukan bagi otak manusia untuk mengenali lagu yang dikenalnya adalah hanya 100 milidetik. Artinya, dalam rentang waktu 100 milidetik hingga 300 milidetik, otak kamu bisa mengingatkan kembali nada atau lirik dalam lagu yang tiba-tiba kamu lupa itu.

Foto: Boldsky.

Para Peneliti Ingin Menguji Koneksi Otak Dengan Lagu-Lagu yang Familiar

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini awalnya didefinisikan dengan sekelompok penelitian yang menegaskan gagasan mengasimilasi waktu dan kecepatan yang diambil otak manusia dalam mengenali dan merespons karya musik yang familiar.

Studi ini juga dilakukan untuk memahami fungsi dari profil temporal dalam proses membantu otak dalam mengenali musik. Untuk mencapai kesimpulan, penelitian ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari 10 responden — lima pria dan lima wanita yang masing-masing diberikan lima lagu, yang sangat familiar bagi mereka.

Para peneliti kemudian melanjutkan dengan mencocokkan lagu masing-masing dengan nada, yang memiliki tempo yang sama, melodi, harmoni, vokal dan instrumentasi — tetapi lagu yang tidak dikenal oleh responden. Mereka diharuskan mendengarkan lagu yang tidak dikenal dengan nada yang akrab selama 400 detik, secara total. Maka dari itu, para responden diminta untuk mendengarkan lagu-lagu yang masih asing dan lagu yang familiar.

Menggunakan pencitraan electroencephalography (EEG) yang mencatat aktivitas listrik di otak dan juga pupillometry — teknik yang mengukur diameter pupil (yang membantu memahami ukuran antusias).

Otak Mengenali Lagu yang Familiar dalam Waktu 100-300 Milidetik

Saat melakukan tes lagu pada responden, para peneliti mencapai kesimpulan yang pasti bahwa otak partisipan mengenali lagu-lagu yang mereka kenal dalam waktu antara 100 milidetik dan 300 milidetik. Ini merupakan jumlah waktu yang sama yang dibutuhkan seseorang untuk berkedip.

Para peneliti mengumpulkan hasil dengan memeriksa pelebaran pupil cepat yang dinyatakan terkait dengan peningkatan antusias yang terkait dengan suara yang familiar, diikuti oleh aktivasi kortikal yang berkaitan dengan pengambilan memori.

Foto: Pixabay.

Hasil Studi Diharapkan Meningkatkan Terapi Berbasis Musik 

Hasil studi ini telah membantu para peneliti dalam menemukan kemungkinan menggunakan terapi berbasis musik untuk pengobatan pasien dengan kondisi seperti demensia. Terapi berbasis musik adalah penggunaan intervensi musik untuk mencapai tujuan individual dalam hubungan terapeutik.

Menurut Kepala Penelitian Profesor Maria Chait, “Hasil ini menunjukkan bahwa pengenalan musik yang akrab terjadi sangat cepat.” 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa temuan-temuan ini menunjukkan sirkuit temporal yang sangat cepat dan konsisten dengan cengkeraman mendalam yang dimiliki oleh potongan-potongan musik yang sangat akrab pada ingatan kita dan di luar sains dasar, memahami bagaimana otak mengenali lagu-lagu yang akrab berguna untuk berbagai intervensi terapi berbasis musik.

Dengan meningkatnya minat medis dalam menggunakan musik untuk membantu mengobati orang yang menderita demensia, penelitian ini memang membantu dalam meningkatkan studi lebih lanjut karena musik tampaknya tetap terpelihara dengan baik meskipun ada kegagalan sistemik sistem memori pada orang.

Masih Dibutuhkan Studi Lebih Lanjut

Meskipun penelitian ini telah mengembangkan hasil bahwa memori musikal dapat secara aktif meningkatkan ingatan pada orang yang menderita kondisi kehilangan memori seperti demensia, namun para peneliti mengatakan masih perlu penelitian lebih lanjut dan lebih luas lagi untuk menemukan bukti yang kuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pecinta Alam Sarankan Pendakian ke Gunung Rinjani Dihentikan Sementara, Ini Pertimbangannya!

Generasi Baru BMW X1 Resmi Meluncur, Harga Cuma Rp 700-an Juta Lho!