CakapCakap – Cakap People! Kabar duka sedang menyelimuti keluarga besar Tim Sepakbola Nasional Indonesia U-16. Bek kanan Alfin Lestaluhu meninggal dunia pada Jumat dini hari, 1 November 2019., setelah menderita encephalitis atau radang otak.
https://www.instagram.com/p/B4Sa8YRAUnL/?igshid=s1wh0tzydbhc
Melansir dari situs Mayo Clinic, encephalitis adalah salah satu penyakit yang jarang ditemui. Penyebab utamanya tidak pasti dan sering kali tak diketahui. Meski demikian, para ahli sering menghubungkan encephalitis dengan virus dan reaksi imunitas tubuh yang salah.
Dari segi virus, praktisi kesehatan mengatakan bahwa encephalitis terjadi ketika virus menginfeksi otak. Infeksi dapat terkonsentrasi di satu area otak maupun area yang lebih luas. Salah satu virus yang patut diwaspadai itu termasuk herpes simplex virus (HSV). HSV tipe 1 berhubungan dengan luka dingin dan lepuh demam di sekitar mulut dan HSV tipe 2 terkait dengan herpes genital yang dapat menyebabkan encephalitis.
Virus herpes lainnya seperti Epstein-Barr, yang umumnya menyebabkan cacar air dan herpes zoster juga bisa memicu encephalitis. Para ahli juga menyebutkan enterovirus yang umumnya mengakibatkan flu, radang mata dan sakit perut juga berkontribusi untuk menimbulkan encephalitis.
https://www.instagram.com/p/B3Ud_pSgx3K/?igshid=wuvnf5xhv6r5
Situs Web MD menyebutkan bahwa virus rabies yang biasanya dibawa oleh gigitan hewan dan virus yang ditularkan oleh nyamuk seperti West Nile, La Crosse dan St. Louis bisa menyebabkan encephalitis. Sedangkan dari segi reaksi imunitas tubuh yang salah, para ahli menyebutkan bahwa tubuh yang seharusnya menyerang infeksi, justru keliru menyerang sel-sel sehat pada otak.
Akibatnya, tubuh membantu infeksi untuk sama-sama menurunkan kesehatan. Salah satu infeksi yang dipercaya bisa menimbulkan kesalahan atau mengelabuhi reaksi dari imunitas tubuh adalah infeksi pada anak-anak. Ini termasuk campak (rubeola), gondong dan campak Jerman (rubella).