CakapCakap – Orang yang dianggap tidak ingin berteman dengan orang lain atau memilih untuk sendirian sering dikategorikan sebagai kepribadian orang yang “ansos” alias anti sosial. Namun, istilah anti sosial dalam masyarakat tidaklah sama dengan makna gangguan anti sosial.
Gangguan anti sosial berbeda dengan sikap tidak ingin bersosialisasi dengan orang lain. Jika demikian, apa sebenarnya gangguan anti sosial? Gangguan anti sosial atau antisocial disorder merupakan suatu gangguan kepribadian yang ditandai dengan ketidakpedulian akan perasaan orang lain dan mengacuhkan perilaku yang benar dan yang tidak benar.
Penderita gangguan anti sosial tidak memiliki rasa empati dan cenderung memanipulasi orang di sekitarnya atau bahkan melanggar hukum. Penderita gangguan anti sosial dikaitkan dengan psikopat atau sosiopat, tetapi secara medis, tidak ada perbedaan antara psikopat maupun sosiopat.
Menghadapi kerabat atau orang di sekitar yang mengalami gangguan anti sosial bukanlah hal yang mudah. Penderita gangguan anti sosial cenderung membuat orang lain merasa tertekan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Oleh karenanya, dalam menangani penderita gangguan anti sosial, kamu juga perlu untuk berdiskusi atau berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Psikolog atau psikiater dapat membantu kamu untuk menjaga dan memberikan batasan dengan penderita gangguan anti sosial.
Psikolog dan psikiater juga bisa mengajarkan cara untuk melindungi diri dari agresi dan kemarahan penderita gangguan anti sosial, serta cara-cara untuk menghadapi stres dan tekanan yang dirasakan.
Nah, Cakap People! Selalu pastikan bahwa psikolog dan psikiater yang ditemui sudah berpengalaman dalam menangani penderita gangguan antisosial. Kamu juga bisa mengikuti komunitas dengan orang-orang yang juga sedang menghadapi teman atau kerabat yang memiliki gangguan anti sosial untuk mendapatkan dukungan dan saran.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Gua Tham Luang di Thailand Dibuka Kembali untuk Pengunjung Setelah Insiden Wild Boars - CakapCakap