CakapCakap – Gorontalo adalah salah satu provinsi besar di Pulau Sulawesi. Provinsi yang merupakan pecahan dari Sulawesi Utara ini memiliki gugusan alam yang indah, dengan dataran tinggi yang mendominasi. Provinsi ini selain memiliki potensi kelautan yang tinggi, juga punya potensi alam atau pertanian yang tidak kalah unggul. Bahkan beberapa hasil pertanian dari tanah Gorontalo mampu bersaing di pasar nasional, dan juga ada yang dijual hingga keluar negeri.
Setelah beberapa waktu lalu Cakap People, gula aren khas Gorontalo berhasil menembus pasar Belanda, kali ini Inggris menjadi satu-satunnya negara di Eropa yang akan mendatangkan produk Gorontalo lainnya, yakni tepung kelapa. Pertengahan Oktober 2019 kemarin, sebanyak 25 ton tepung kelapa dari Gorontalo diekspor ke Inggris dengan melalui perjalanan lintas samudera. Perjalanan tepung kelapa berawal dari Pelabuhan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara,. Pada saat yang bersamaan, ternyata, ada ekspor tetes tebu sebanyak 16.000 ton ke Filipina. Begitu bangga, kedua produk yang diekspor tersebut dilepas langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Darda Daraba.
Dalam sambutan Gubernur Gorontalo yang dibacakan ketika upacara pelepasan, disebutkan bahwa sektor pertanian adalah bidang unggulan, yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan perekonomian di Provinsi Gorontalo ini. Hal ini dapat dilihat secara statistik, yakni bahwa kontribusi sektor pertanian di Gorontalo terhadap PDRB mencapai 38,01 persen. Misalnya pada tahun lalu, Provinsi Gorontalo berhasil mengirimkan produk ekspor berupa jagung sebanyak 109.800 ton ke Filipina, tetes tebu sebanyak 12.005,309 ton ke Vietnam, dan bungkil kelapa sebanyak 12.600 ton ke India.
Disusul dengan pencapaian luar biasa bulan ini, Gorontalo menambahkan produk ekspor ke dataran Eropa, yakni tepung kelapa yang dikirimkan ke Inggris sebanyak 25 ton. Nilai ekspor dari produk ini mencapai Rp. 490 juta. Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian RI, drh. Sriyanto, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Provinsi Gorontalo yang berhasil mengekspor produk olahan lokal berupa tepung kelapa ke Eropa. Hal ini adalah inovasi yang baik, mengingat di beberapa daerah, produk kelapa yang diekspor bukanlah produk olahan, yang pastinya harga ekspornya lebih rendah daripada produk olahan.