CakapCakap – Cakap People! Ratusan wisatawan berbondong-bondong ke Uluru pada hari ini, Jumat, 25 Oktober 2019, untuk satu kesempatan terakhir yaitu mendaki situs suci tersebut sebelum larangan diberlakukan, meskipun angin kencang sempat mencegah upaya awal para pendaki untuk menuju batu besar monolit merah raksasa.
Uluru, yang dikenal juga sebagai Ayers Rock, adalah sebuah formasi batu berukuran besar di Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta, sekitar 350 km di barat daya kota Alice Springs, Northern Territory, Australia. Uluru adalah benda keramat bagi para penduduk Aborigin dengan banyak mata air, gua, dan lukisan primitif.
https://www.instagram.com/p/B4Boso5gmIG/?igshid=w8cqbkxm087z
Dilansir dari The Jakarta Post, Jumat, 25 Oktober 2019, larangan permanen pendakian ke Uluru yang bakal diberlakukan mulai hari Sabtu, 26 Oktober 2019 sejalan dengan keinginan lama dari para penduduk tradisional Aborigin, Anangu.
Penutupan Uluru secara permanen ini telah menyebabkan gelombang pendaki dalam beberapa bulan terakhir.
Ratusan orang dibiarkan menunggu berjam-jam awal Jumat ini karena masalah keamanan dengan adanya angin kencang, sebelum akhirnya penjaga mengizinkan para pendaki menuju Uluru pada pukul 10 pagi waktu setempat.
Parks Australia mengatakan mereka akan menilai kembali kondisi cuaca sepanjang hari untuk menentukan apakah pendaki dapat terus mendaki gunung batu tersebut.
Lebih dari 395.000 orang mengunjungi Taman Nasional Uluru-Kata dalam 12 bulan hingga Juni 2019, menurut Parks Australia, sekitar 20 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Sekitar 13 persen dari mereka yang mengunjungi selama periode itu mendaki, kata otoritas taman.
Uluru memiliki makna spiritual dan budaya yang besar bagi penduduk asli Australia, dengan koneksi mereka ke situs tersebut sejak puluhan ribu tahun lalu.
https://www.instagram.com/p/B36P4UggK_E/?igshid=pubd9xkstyku
Ken Wyatt, Indigenous Affairs Minister, menyamakan gelombang orang yang bergegas untuk mendaki Uluru dengan “desakan orang yang ingin memanjat Monumen Peringatan Perang Australia”.
“Objek suci kami, komunitas demi komunitas, benar-benar penting dalam kisah dan sejarah bangsa orang-orang itu,” katanya kepada stasiun televisi nasional ABC.
Hari Sabtu, 26 Oktober 2019 akan menandai 34 tahun sejak Taman Nasional Uluru itu diserahkan kembali ke pemilik tradisional.