CakapCakap – Ada banyak jenis program diet yang bisa dipilih dan dijalankan oleh orang-orang demi bisa menurunkan berat badan. Cakap People pun mungkin juga mengetahuinya dan bisa saja pernah menjalankannya demi mendapatkan bentuk badan yang ideal dan sempurna. Salah satu diet yang cukup banyak dikenal adalah diet keto. Mereka yang menjalani diet ini biasanya menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Tapi ternyata ada pemahaman salah soal program ini.
Banyak orang yang tidak mengetahui, diet keto rupanya pertama kali dirancang khusus untuk para pengidap penyakit parkinson, alzheimer, dan epilepsi, seperti yang dilansir di laman Okezone.com. Pola makan yang rendah karbo ini pun digunakan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila, pola makan ini dijalani oleh orang-orang sehat, tentu saja akan berpengaruh terhadap organ dalam. Dokter spesialis ahli gizi klinik yang berpraktik di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, dr Diana F Suganda pun tak menyarankan diet keto diterapkan di kehidupan sehari-hari untuk menurunkan berat badan.
Menurut dr Diana, menerapkan pola diet keto secara rutin justru akan membahayakan kesehatan di jangka panjang. “Diet ini memiliki efek jangka panjang yang tidak bagus untuk pembuluh darah, serta meningkatkan risiko jantung koroner dan stroke, terlebih bagi mereka yang telah memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini,” jelasnya. Dalam diet keto, mereka biasanya mengurangi, dan bahkan tidak sama sekali memakan nasi, gandum, atau makanan lainnya yang mengandung karbohidrat.
Alhasil, ketika tubuh tidak menemukan karbohidrat untuk dipecah jadi energi, tubuh memiliki cara lain, yakni dengan mengambil lemak yang telah dipecah di bagian hati dan organ lain, lalu menyebar ke peredaran darah dalam bentuk diesel dan keton. Mereka yang mempraktikkan diet keto ini pun mengklaim bahwa program diet ini mampu menurunkan berat badan lebih cepat, karena cadangan lemak tubuh dipakai membentuk energi. Makanya, mereka hanya mengonsumsi jenis makanan yang berlemak saja. Tapi, polanya sendiri pun telah bergeser, terutama terkait konsumsi lemak tersebut.
“Lemak yang dimakan berupa lemak baik seperti alpukat, krim, coconut oil. Tapi sekarang ini malah bergeser menjadi lemak jenuh, seperti kulit ayam,” pungkas dr Diana. Itulah makanya diet keto bisa meningkatkan risiko penyakit jantung lho, Cakap People!