CakapCakap – Cakap People! Presiden Indonesia Joko Widodo telah menawarkan kepada CEO dan co-founder berusia 35 tahun dari perusahaan rintisan terbesar di Indonesia, Gojek, jabatan menteri di kabinet barunya untuk periode 2019-2024. Presiden menegaskan pentingnya sektor internet dalam mendorong ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Bloomberg melaporkan, Nadiem Makarim pada hari Senin, 21 Oktober 2019, mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menerima jabatan menteri di kabinet setelah mengundurkan diri dengan segera sebagai Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan raksasa ojek kendaraan yang telah dimulainya sejak sembilan tahun lalu.
Kini, Gojek yang telah meraih peringkat decacorn atau perusahaan startup dengan valuasi USD 10 miliar, merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Pihak Gojek mengatakan bahwa Presiden Andre Soelistyo dan co-founder Kevin Aluwi akan mengambil alih kepemimpinan Nadiem Makarim sebagai co-CEO. Perusahaan akan menguraikan langkah selanjutnya dalam beberapa hari mendatang, kata Gojek dalam pernyataan via email.
Presiden Joko Widodo yang akrab disapa dengan Jokowi, akan menentukan peran yang akan diambil oleh Nadiem Makarim dalam pengumuman selanjutnya. Penunjukan Makarim — sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi untuk memasukkan profesional dan milenial ke dalam kabinet periode keduanya.
“Ini berarti kabinet baru Presiden Jokowi akan diisi oleh orang-orang muda dengan kemampuan untuk mengeksekusi, ”kata Willson Cuaca, Managing Partner of East Ventures, salah satu perusahaan modal ventura paling aktif di Indonesia.
“Ini menunjukkan bahwa Indonesia menghargai apa yang telah mereka lakukan untuk negara ini. Untuk Gojek, mencapai titik bahwa bahkan jika Nadiem mengundurkan diri [dari posisinya di Gojek], itu hal biasa dilakukan dalam bisnis.”
Co-founder Gojek Nadiem Makarim berasal dari keluarga besar Indonesia. Kakeknya adalah seorang delegasi yang memenangkan kemerdekaan Indonesia dari Belanda dalam konferensi tahun 1949 di Den Haag.
“Sejak awal, misi saya di Gojek adalah menampilkan Indonesia di panggung dunia,” kata Nadim Makarim kepada wartawan ketika ia mengumumkan pengunduran dirinya di Jakarta, Senin, 21 Oktober 2019.
“Jadi, ini adalah kelanjutan dari misi itu, tapi ini tentu untuk negara dan dalam skala yang lebih besar,” kata Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim memulai Gojek pada tahun 2010 sebagai call center yang mengatur kurir di Jakarta. Pada tahap awal itu, semuanya dilakukan secara manual — karyawan memanggil pengemudi sepeda motor satu per satu sampai seseorang menerima pesanan — dan Makarim harus bekerja di startup lain untuk mempertahankan Gojek.
Barulah pada tahun 2014, CEO Gojek ini memutuskan untuk memperkenalkan aplikasi mobile, dengan dukungan dari investor ekuitas swasta Northstar Group. Ketika memulai debutnya pada Januari 2015, layanan itu sangat populer sehingga Gojek tidak dapat memenuhi banyaknya permintaan, kata Makarim dalam sebuah wawancara pada tahun 2016.
Gojek saat ini memiliki lebih dari 2 juta pengemudi dan 400.000 pedagang, sementara aplikasinya telah diunduh lebih dari 155 juta kali di Asia Tenggara. Perusahaan ini menghitung Google, JD.com Inc. dan Tencent Holdings Ltd. di antara investornya dan dipandang sebagai ikon bagi calon pengusaha Indonesia.
Nadiem Makarim terpilih sebagai salah satu dari 50 orang yang mendirikan bisnis global pada tahun 2018 oleh Bloomberg Businessweek.
Ekonomi Internet Asia Tenggara Menjadi USD 100 Miliar Tahun Ini.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Terawan Agus Putranto, Inilah Fakta Menarik Sang Dokter ‘Cuci Otak’ yang Siap Jadi Menteri Kesehatan - CakapCakap
Pingback:Jadi Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin, Nadiem Makarim Muncur dari Gojek - CakapCakap