CakapCakap – Gangguan kesehatan bisa dialami oleh siapa saja dan tidak memandang usia apalagi jenis kelamin. Sayangnya, tak semua orang tahu mengenai gejala penyakit yang diderita, Cakap People. Bahkan, sekarang ini banyak yang mencari tahunya melalui google dan justru berakhir pada kesimpulan yang salah.
Salah satu gejala yang cukup sering membingungkan adalah rasa dada yang panas. Dada yang panas di mesin pencarian bisa diartikan jika seseorang tengah menderita asam lambung, cedera otot dada hingga jantung. Namun, mana sebenarnya yang benar?
Menurut dr. Hendra Nurjadin Sp PD KGEH yang juga merupakan konsultas gastroenterologi hepatoli dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) mengatakan jika dada yang terasa panas merupakan ciri khas dari naiknya asam lambung.
“Cairan asam dari lambung kita itu pH –nya 2-4. Sangat asam. Saat dia naik, maka akan mengiritasi katup antara kerongkongan dan lambung dan naik ke atas. Makanya menimbulkan rasa panas di dada,” ujarnya seperti yang dilansir dari Kompas.
Sedangkan gangguan pada bagian jantung tidaklah menyebabkan panas di dada.
“Yang ada adalah rasa nyeri, seperti ditusuk dan tembus hingga ke belakang,” ujarnya.
Dan untuk cedera otot, hal ini masih memungkinkan untuk menyebabkan rasa panas di bagian dada.
Pada diskusi yang dilakukan di RSPI pada hari Jumat, 29 Maret 2019 dengan tema gangguan pencernaan yang lalu, Hendra mengungkapkan jika seseorang harus memperhatikan gaya hidup serta pola makannya guna menghindari yang namanya asam lambung. Asam lambung yang dibiarkan dan berkepanjangan bisa semakin parah dan tentunya sangat mengganggu kesehatan dari orang yang bersangkutan.
Asam lambung akan menyebabkan luka di bagian katup antara lambung serta kerongkongan pada penderitanya. Jika asam tersebut mengiritasi secara terus menerus, maka bisa menimbulkan luka. Hal ini bisa berakibat pada perubahan sifat hingga menjadi sel kanker.
Untuk mencegah terjadinya asam lambung maka konsumsi kafein tinggi seperti halnya teh dan kopi juga makanan pedas sebaiknya lebih Cakap People perhatikan. Selain itu, kurangi juga makanan tinggi lemak seperti gorengan ya.