in ,

Duh! Grab Malaysia Diduga Lakukan Monopoli dan Tengah Diinvestigasi

Grab diduga lakukan monopoli setelah mengakuisisi operasi Uber di Asia Tenggara

CakapCakap – Grab dikenal jadi salah satu perusahaan startup penyedia layanan jasa transportasi online terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan teknologi yang bermarkas di Singapura itu kini telah menghadirkan layanannya di hampir semua negara Asia Tenggara, termasuk juga di Indonesia dan Malaysia. Nah, kabar terbaru untuk Cakap People, laporan sejumlah media menyebut Grab sedang tersangkut masalah di Malaysia, terkait soal dugaan monopoli dalam industri transportasi online.

KPPU Malaysia melakukan investigasi lanjutan terkait dugaan monopoli Grab di Malaysia. Via grab.careers

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Malaysia pun diketahui tengah melanjutkan investigasi dugaan monopoli Grab tersebut, seperti yang dilaporkan di laman VIVA.co.id. Ketua KPPU Malaysia, Iskandar Ismail mengaku telah meningkatkan penyelidikan terhadap Grab, meski dia menjelaskan langkah-langkah spesifik yang diambil. “Investigasi dilakukan setelah tahun lalu muncul tuduhan Grab melakukan praktik monopoli setelah mengakuisisi saham Uber,” ungkap Iskandar menjelaskan.

Belum lama ini, KPPU Malaysia sendiri telah menyambangi kantor pusat Grab di Singapura untuk membuktikan komitmen mereka membuat iklim persaingan usaha yang lebih sehat. Namun, hingga saat ini Grab belum memberikan komentar resmi terkait investigasi yang dilakukan KPPU Malaysia.

Grab Malaysia diduga melakukan praktik monopoli dalam industri transportasi online setelah mengakuisisi operasi Uber di Asia Tenggara. Via mole.my

Sebelumnya, penyelidikan tersebut pertama kali telah diumumkan oleh Kementerian Transportasi Malaysia pada tahun 2018, seperti yang dikutip dari laman Bisnis.com. Penyelidikan ini dilakukan menyusul berbagai keluhan dari sejumlah pihak yang menuding Grab selama ini telah melakukan praktik monopoli di industri transportasi online setelah mengakuisisi operasi Uber di Asia Tenggara.

Sementara itu, Ekonom Asia di Capital Economics, Alex Holmes menyebut bahwa persaingan yang besar dapat meningkatkan posisi Malaysia sebagai tujuan bisnis. Apalagi, rival Grab dari Indonesia Gojek berencana memasuki pasar transportasi online di negara tersebut. Bahkan, manajemen Gojek diketahui telah bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada bulan Agustus 2019 lalu. “[Malaysia] mengirimkan sinyal pada investor asing yang ingin memasuki Malaysia bahwa negara ini akan menjadi medan permainan yang adil tanpa keuntungan tidak adil kepada perusahaan tertentu, karena koneksi politik ataupun alasan lain,” jelas Holmes. Nah, bagaimana menurut Cakap People?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pengadilan Putuskan Tesla Langgar Hukum Ketenagakerjaan di Amerika Serikat

Khusus! Usia Pelamar CPNS untuk 6 Jabatan Ini Maksimal 40 Tahun