in ,

Cegah Penyakit Akibat Kabut Asap, Inilah Saran dan Imbauan Menkes

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyarankan agar mulai memanfaatkan teknologi tepat guna.

CakapCakap – Cakap People! Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap masyarakat setempat dan sekitar, bahkan hingga sampai ke negara tetangga.

Selain pada layanan penerbangan, kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan juga berdampak pada masalah kesehatan, khususnya karena kabut asap. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pun dialami sebagian besar masyarakat.

Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat, 13 September 2019. Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap pekat yang mengakibatkan jarak pandang menurun drastis di Kota tersebut. (Foto: ANTARA)

Mengatasi hal itu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyarankan agar mulai memanfaatkan teknologi tepat guna. Melalui web resmi Sehat Negeriku Kemenkes, teknologi pertama berupa pemasangan kain dakron yang dibasahi.

Bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan pernah digunakan untuk mencegah masalah kesehatan akibat Karhutla pada 2017, hasilnya sudah terbukti efektif.

“Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran ISPU di dalam dan di luar kelas, ternyata udara lebih baik di dalam kelas karena terpasang kain dakron,” katanya, dikutip dari TEMPO, Rabu, 18 September 2019.

Selain ISPA, masalah kesehatan lain yang sering muncul saat karhutla adalah gastroenteritis dan dehidrasi berat. Nila menyebutkan bahwa kedua penyakit tersebut disebabkan oleh kurang tersedianya air bersih. Untuk mengatasinya, penggunaan teknologi kedua, yakni penjernih air pun wajib diterapkan.

“Kalau sudah musim kemarau, yang utama itu air. Poltekkes sudah bisa menjernihkan air gambut, kecil alatnya,” katanya.

Warga menggunakan masker saat berada di objek wisata bantaran Sungai Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu, 15 September 2019. Kota Palangka Raya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah. (Foto: ANTARA)

Oksigen konsentrator juga sedang diuji agar menjadi jalan keluar untuk masalah minimnya air bersih. Tim Pusat Krisis Kesehatan sempat memantau Puskesmas Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang bermasalah karena kabut asap yang begitu pekat.

Rencananya, apabila teknologi ketiga, oksigen konsentrator ini bisa memberikan hasil yang efektif, maka Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dapat meminta Puskesmas untuk menggunakan oksigen konsentrator.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Alami Ruam di Bagian Paha? Simak 5 Tips Mengatasinya Ini

Resiko Hipoksia Akibat Kabut Asap, Simak Bahayanya!