in

5 Petunjuk kalau Dia Bukan Jodoh Kamu, Penting Banget Diketahui

Saat kamu merasa ragu menjalani sebuah hubungan bersama seseorang, jangan pernah mengabaikan hal tersebut, jangan pernah menganggap sepele keraguan kamu itu.

CakapCakapCakap People! Saat kamu merasa ragu menjalani sebuah hubungan bersama seseorang, jangan pernah mengabaikan hal tersebut, jangan pernah menganggap sepele keraguan kamu itu. Bagaimana bisa sepenuhnya menjalin hubungan dengan orang yang tepat? Keraguan membuat seseorang sulit percaya 100 persen bahwa dirinya sudah menemukan jodoh.

Memang tidak mudah mengetahui apakah ia merupakan orang yang tepat atau bukan. Namun, selalu ada cara untuk mengetahui bahwa pilihan kamu tidak tepat. 

Menurut Profesor Berit Brogaard dari Universitas Miami di Amerika Serikat, tidak ada seorang pun yang dapat memberi jawaban pasti jika berbicara mengenai pasangan. Namun, selalu ada tanda jika hubungan asmara yang dijalani tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Jika kamu merasa ragu untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan, lihat kembali dan nilai hubungan dengan menggunakan perspektif sebagai orang lain. Berikut lima tanda yang menunjukkan bahwa ia bukan orang yang tepat, dilansir dari Independent:

1. Tak sepaham

Hal tersebut tentu tidak dapat dipertimbangkan lagi. Misalnya, keinginan untuk memiliki anak, menikah, atau pindah ke kota atau bahkan negara lain, akan menjadi masalah besar jika pasangan menginginkan hal lain yang tidak sejalan dengan keinginan kamu.

Brogaard mengatakan bahwa bukan tidak mungkin menemui titik terang saat dua orang berbeda paham. Namun, hasilnya bukan lagi terasa menyenangkan tapi seperti tekanan.

“Mengubah pola pikir itu tidak sulit, namun hasil akhirnya lah yang akan sulit diterima. Tidak menutup kemungkinan jika salah satunya merasa tertekan,” ujar Brogaard.

2. Memaksa

Hubungan yang tidak seimbang adalah jika salah satu pihak terus menerus memaksakan kehendak tanpa mempertimbangkan psikologis pasangan. Menurut penelitian yang dilakukan pada 2013, hubungan seperti itu hanya akan bertahan paling lama 3,5 tahun.

“Apakah dia selalu memutuskan apa yang harus kamu makan, film apa yang harus ditonton, atau hal lain apa yang harus kamu kerjakan? Apakah ia tidak dapat menentukan apa yang harus dimakan, film apa yang harus ditonton, atau menanyakan semuanya pada kamu Perilaku seperti itu tidak akan membuat pasangan tunduk atau patuh, hanya akan membuat ia merasa tertekan, terkekang,” sambung Brogaard.

3. Tidak menghargai

Sebuah hubungan dapat berjalan dengan baik jika kedua belah pihak dapat menghargai satu sama lain. Bentuk tidak menghargai pun beragam jenisnya, mulai dari sikap yang kasar, baik secara fisik maupun verbal hingga hubungan yang sifatnya pasif–agresif, mengatasi masalah tanpa menghadapi secara langsung, dengan kata lain menghindar, memilih diam, hingga masalahnya selesai.

Brogaard mengungkapkan bahwa hal tersebut seringkali tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun dapat dirasakan dengan sangat jelas, misalnya memanggil nama kamu bukan dengan nama panggilan sayang, yang membuat kamu merasa tidak dihargai.

“Cinta saja tidak cukup, dalam sebuah hubungan perlu adanya rasa saling menghargai,” ujar seorang profesor peneliti sekaligus psikolog dari Boston College.

4. Tidak pengertian

Jika pasangan mengharapkan kamu selalu ada untuknya, namun dirinya tidak dapat melakukan hal yang sama, pikirkan kembali apakah semuanya sepadan.

“Apakah semua pengorbanan yang kamu lakukan sepadan? Jawabannya mungkin sangat mengejutkan, kamu mungkin selama ini selalu ada untuknya, selalu memenuhi kebutuhan emosional atau kebutuhan fisik, namun dirinya tidak pernah melakukan hal yang sama, kalaupun sama jumlahnya tidak seimbang,” jelas Brogaard.

5. Lebih banyak meminta daripada memberi

Ini yang kerap terlewatkan, tidak disadari oleh banyak orang, padahal sering terjadi. Kamu mungkin sering memikirkan pasangan, apa yang sedang ia lakukan atau apa yang sedang ia rasakan, namun apakah mereka pernah melakukan hal yang sama? Jika demikian, lebih tepat dikatakan sebagai hubungan orang tua–anak ketimbang pasangan romantis, di mana seharusnya ada proses meminta, memberi, bukan meminta-minta.

TEMPO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wah! Kini Driver Grab Bisa Punya Rumah dengan KPR Khusus

Inilah Manfaat Belajar Robotic Untuk Anak-Anak