in ,

Era Kendaraan Listrik di Indonesia Dimulai, Mau Coba Bisnis SPLU?

Ada peluang usaha menjalankan charging station di gedung-gedung

CakapCakap – Era kendaraan listrik di Indonesia sudah dimulai. Tak hanya perusahaan otomotif yang mulai mendistribusikan mobil listrik di Tanah Air, sejumlah pihak baik pemerintah maupun swasta juga harus menyediakan infrastruktur penunjang. Dengan begitu, tentu membuka peluang bisnis baru di Indonesia. Seperti Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) pun juga bisa dikelola oleh pihak swasta dan perorangan, termasuk Cakap People.

Dimulainya era kendaraan listrik di Indonesia membuka peluang bisnis baru dengan menyediakan SPLU. Via tribunnews.com

SPLU akan sangat dibutuhkan sesuai dengan pertumbuhan populasi kendaraan listrik di Indonesia. Nah, jika tertarik untuk berinvestasi sekaligus berbisnis dalam infrastruktur penunjang kendaraan listrik ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui, terutama proses pengajuan kebutuhan daya lebih ke PLN, seperti dilansir laman Detik.com. “Pertama harus dipertimbangkan adalah biaya listrik yang disediakan untuk charging, misal dalam satu apartemen harus ada 22 kW lima poin tentu ada biaya tambahan,” kata Offer Marketer PT Schneider Indonesia, Frankco Nasarino Nainggolan menjelaskan.

Selain itu, juga ada biaya unit charging yang harus dipersiapkan untuk memulai bisnis SPLU. Sebagai contoh, pihak Schneider Indonesia sendiri menawarkan unit charging berdaya 22kW. “Kisaran untuk 22 kW tipe parking Rp 40-50 juta, plus instalasi dan panel proteksi,” ucap pria yang ajrab disapa Rino itu lagi menambahkan. Menurutnya, saat ini Schneider Indonesia sudah membuka peluang usaha menjalankan charging station di gedung-gedung, di mana produk dan instalasi melalui distributor.

Schneider Indonesia menawarkan peluang usaha menjalankan charging station di gedung-gedung. Via paultan.org

Ditambahkan Rino lagi, skema bisnis yang ditawarkan oleh Schneider Indonesia memang melalui distributor. Para investor bisa bekerja sama dengan pengelola gedung, sedang produk dan instalasi unit charging station (stasiun pengisian) dilakukan oleh distributor. “Skema bisnis Schneider itu adalah dari Schneider ke distributor, kemudian ke end user atau kontraktor. Sekarang yang sudah supply baru ke gedung. Dengan artian, gedung punya kontraktor, langsung ke gedung oleh customer sendiri. Buat end user bisa langsung lewat distributor kita,” ungkap Rino menjelaskan lebih lanjut terkait skema bisnisnya.

Menariknya, alat charging station yang mereka tawarkan ini juga sudah dilengkapi dengan Radio-Frequency Identification (RFID), sehingga dapat mengambil data penggunaan daya langsung dari charging station. Selain menyimpan data, alat tersebut mampu pula membatasi penggunaan daya dengan kuota yang sudah diatur. Nah, ada Cakap People yang tertarik berbisnis SPLU di Indonesia?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook Minta Pengguna Proaktif Lindungi Akun, Berikut Tips yang Bisa Kamu Lakukan

Keren! Prajurit TNI AU Juara Tinju Kela juara kelas bulu nasional Thailands Dunia di Singapura