Yanita Nurhasanah
CakapCakap – Cakap People, meninggalnya sosok putra bangsa, BJ Habibie memang menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pasalnya BJ Habibie termasuk Presiden ke-3 RI yang memiliki tempat spesial di hati rakyat. Tidak hanya dihormati lantaran sikapnya yang bersahaja, sosoknya juga membuat temuan yang bermanfaat bagi sesama.
Salah satu temuan BJ Habibie bahkan membuatnya mendapatkan julukan Mr. Crack dalam dunia aviasi internasional. Julukan ini diberikan lantaran temuannya yang begitu penting dalam dunia penerbangan.
1. Teori Crack
Temuan tersebut merupakan temuan dalam ilmu pengetahuan dan diberi nama dengan teori Habibie, fungsi Habibie dan faktor Habibie. Teori ini dibuat karena banyaknya musibah pesawat jatuh lantaran tidak ada alat yang berguna untuk mendeteksi keretakan yang terjadi di badan pesawat.
Keretakan tersebut biasanya terjadi di bagian sambungan antara badan pesawat hingga bagian dudukan mesin. Di bagian sambungan inilah pesawat mengalami guncangan secara terus menerus ketika lepas landas atau saat melakukan pendaratan. Apalagi bergantinya mesin baling-baling propeler dengan jenis mesin turbo jet bisa menambah resiko terjadinya keretakan. Akibatnya pesawat bisa saja copot ketika digunakan untuk terbang.
BJ Habibie menemukan solusi untuk mengatasi bagaimana rambatan titik retakan tersebut bekerja. Perhitungan ini juga dilakukan secara rinci hingga pada hitungan atomnya. Teori tersebut akhirnya membuahnya hasil hingga dinamai dengan crack progression. Dan dari sinilah sebutan MR. Crack didapatkan oleh Habibie.
Tidak hanya itu, namun Faktor Habibie juga memiliki peran yang sangat penting dalam penggabungan antar bagian pesawat. Dengan teori tersebut, maka pesawat menjadi lebih kokoh hingga aman saat digunakan terbang.
2. Pesawat N-250
Habibie juga memiliki penemuan lainnya yang membuatnya makin dihormati dan menjadi sosok penting dalam dunia penerbangan Indonesia. Adalah pesawat N-250 yang menjadi pesawat penumpang sipil regional komuter yang merupakan rancangan asli dari IPTN yang sekarang berubah namanya menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat yang satu ini menjadi primadona bagi IPTN dalam usahanya untuk merebut pasar di kelas penumpang 50 sampai dengan 70. Ia juga menjadi bintang pameran di Indonesian Air Show pada tahun 1996 di Cengkareng. Sayangnya, pesawat ini harus berhenti produksinya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997.
3. Pesawat R80
Penemuan lainnya adalah pesawat R80 yang memiliki potensi untuk diperluas pemasarannya sampai ke luar negeri. Hal ini tidak lepas dari fakta banyaknya negara yang memiliki pulau-pulau. Dengan banyaknya pulau maka diperlukan pesawat untuk melakukan penerbangan jarak pendek yang bisa mendarat di landasan yang tak terlalu panjang. Beberapa diantaranya adalah negara-negara seperti Thailand, Asia Tenggara, Filipina dan Vietnam.
Pihaknya juga merasa lebih optimis lantaran tidak banyak negara yang ada di dunia ini bisa membuat pesawat. Bahkan, dari sekitar 200 negara maka hanya berkisar 20 atau 10 persennya saja yang memiliki kemampuan tersebut.
Berkat semua karya seorang BJ Habibie, Indonesia makin disegani dengan kemampuannya di bidang teknologi. Bahkan karya almarhum juga sangat berguna sekali bagi kita khususnya sebagai masyarakat Indonesia, juga dunia penerbangan. Kita patut berbangga, Cakap People!
