CakapCakap – Cakap People! Hampir 800.000 orang bunuh diri setiap tahun. Jumlah ini lebih banyak dari mereka yang terbunuh akibat perang dan pembunuhan atau kanker payudara. Demikian diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin, 9 September 2019.
WHO mendesak agar melakukan tindakan sebagai langkah untuk mencegah tragedi kematian akibat bunuh diri.
Dalam sebuah laporan baru, badan kesehatan PBB ini mengatakan bahwa tingkat bunuh diri global telah sedikit turun antara 2010 dan 2016, tetapi jumlah kematian tetap stabil karena populasi global yang tumbuh.
“Meskipun ada kemajuan, satu orang masih meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan, bersikeras bahwa “setiap kematian adalah tragedi bagi keluarga, teman dan kolega.”
Tingkat bunuh diri global pada tahun 2016, berdasarkan data yang tersedia mencapai 10,5 per 100.000 orang.
Tetapi tingkat sangat bervariasi, dengan bunuh diri di beberapa negara terendah lima per 100.000, sementara Guyana, yang berada di puncak skala, mencatat tingkat lebih dari 30 per 100.000.
Secara keseluruhan, tingkat bunuh diri global turun hampir 10 persen dari 2010 hingga 2016, dengan Pasifik barat menunjukkan penurunan hampir 20 persen dan Asia Tenggara mencatat penurunan hanya 4,2 persen.
Sementara itu Amerika adalah satu-satunya wilayah yang menunjukkan kenaikan angka bunuh diri, dengan kenaikan enam persen selama periode enam tahun.
“Kita tahu bahwa di wilayah Amerika, akses ke senjata api dan senjata adalah cara bunuh diri yang penting,” kata Alexandra Fleischmann dari divisi kesehatan mental WHO kepada wartawan di Jenewa saat menjawab pertanyaan.
WHO mengatakan, penurunan keseluruhan dijelaskan oleh fakta bahwa sejumlah negara — secara total 38 negara — telah menerapkan strategi pencegahan bunuh diri. WHO juga menekankan agar lebih banyak lagi negara yang mengikuti strategi tersebut.