CakapCakap – Era kendaraan listrik di Indonesia sudah datang. Regulasi yang mengaturnya pun kini sudah dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam waktu dekat, berbagai jenis mobil listrik akan dipastikan akan mulai meramaikan jalanan Tanah Air. Seperti yang Cakap People mungkin juga sudah pernah dengar, mobil listrik tidak hanya bisa memberikan dampak positif terhadapan lingkungan hidup, tapi juga diklaim jauh lebih hemat dibandingkan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, penghematan itu disimpulkan dari perbandingan biaya penggunaan mobil listrik dan konvensional untuk jarak tempuh 100 km, seperti yang dilaporkan oleh laman CNNIndonesia.com. Dari data itu, diketahui bahwa mobil BBM Research Octane Number (RON) 88 bisa menghabiskan biaya Rp 50.385 untuk 100 km, pada mobil dengan tingkat konsumsi BBM 13 kilometer per liter.
Sedangkan mobil BBM RON 90 menghabiskan biaya Rp 60 ribu, RON 92 Rp 80 ribu, dan RON 98 Rp 94.231. Penghitungan itu dikalkulasi dengan harga per liter RON 88 Rp 6.550, RON 90 Rp 7.800, RON 92 Rp 10.400, dan RON 98 Rp 12.250. Dengan jarak sama pengguna mobil listrik menghabiskan biaya lebih sedikit. Mobil listrik Mitsubishi i-Miev hanya butuh Rp 24.668, Nissan Leaf Rp 38.895, Hyundai Ioniq Rp 35.787, dan Kia Soul EV Rp 41.810. Hitungan ini berdasar tarif Rp 1.650- Rp 2.450 per kWh.
Biaya perjalanan yang lebih murah dengan menggunakan mobil listrik juga diungkap oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Dia memang memiliki dua mobil listrik dari pabrikan Amerika Serikat, yakni Tesla Model X 60 dan Tesla Model S 60, seperti yang dimuat dalam laman GoRiau.com. “Menge-charge di rumah enam jam full untuk berjalan 350 kilometer. Jadi, kalau hanya putar-putar di Jakarta dan pulang=pergi rumah-kantor cukup seminggu sekali nge-charge,” cerita Bamsoet pula.
Tak hanya itu, perawatan mobil listrik juga tak banyak, karena jenis mobil ini tidak memiliki mesin sehingga tak perlu ganti oli dan sebagainya. “Hanya penggantian kampas rem dan ban, itupun bisa 2-3 tahun sekali,” pungkas Bamsoet. Nah, Cakap People sudah mau beli mobil listrik?