in

Didominasi Pria, Ahli Paleontologi Wanita Ini Mengenakan Jenggot!

Seperti diketahui, bidang pekerjaan Currano didominasi oleh pria.

CakapCakapCakap People! Kesal karena diabaikan sebagai ilmuwan wanita meskipun telah mengoperasikan alat-alat berat pengangkutan lumpur dan bekerja dua kali lebih keras dari rekan prianya, Dr. Ellen Currano berusaha untuk melakukan perubahan, yaitu mengenakan jenggot. Kok bisa?

Dilansir dari Reuters, Ellen Currano adalah seorang associate professor paleobotany di University of Wyoming, Amerika Serikat. Ia mengatakan   kehilangan kesabaran ketika seorang rekan pria dipuji atas sebuah ide yang disuarakannya beberapa saat sebelumnya. Seperti diketahui, bidang pekerjaan Currano didominasi oleh pria.

Ilustrasi seorang wanita sedang berbincang dengan pria. (Foto: Pixabay)

Kepada teman pembuat filmnya, Lexie Jamisan Marsh, ia bercerita bahwa dirinya lelah diabaikan dan melihat para ilmuwan pria selalu diwawancarai di televisi ketika seorang ahli dibutuhkan.

“Saya berkata, ‘Jika saya mengenakan jenggot, mungkin mereka akan mendengarkan apa yang saya katakan,'” katanya kepada Thomson Reuters Foundation.

Marsh mengatakan bahwa komentar Currano mengejutkan dan menginspirasi “Proyek Wanita Berjenggot: Menantang Wajah Ilmu Pengetahuan”, sebuah cara untuk merayakan keberadaan wanita yang mendedikasikan hidup mereka pada geosains.

“Dengan beberapa rambut wajah yang ditempatkan dengan baik, setiap ilmuwan wanita dapat dianggap sama kasar, tangguh dan bertekad,” kata proyek itu di situs webnya.

Kurang dari satu dari empat anggota masyarakat profesional untuk ahli paleontologi adalah wanita, menurut Society of Vertebrate Paleontology.

Proyek ini mencakup situs web, dua film dokumenter, dan pameran keliling yang menampilkan potret sekitar 100 ahli paleontologi wanita yang berbagi kisah “berjenggot” atau rambut wajah, tentang perjuangan mendapatkan upah yang setara, peluang kerja lapangan, dan promosi.

Ilustrasi pria dengan wajah berjenggot. (Foto: Unsplash)

Dalam seri tersebut, Currano yang berjenggot berdiri di atas gunung, sebuah alat sabuk di pinggangnya dan kapak di tangannya saat dia menggali daun fosil untuk memeriksa gigitan serangga untuk melihat bagaimana interaksi serangga-serangga berubah ketika bumi mendingin dan menghangat.

Film dokumenter panjang fitur pertama ini akan mengadakan pemutaran perdana di University of California, Berkeley. Selain itu, pameran fotografi juga akan digelar hingga September. Hasil pendapatan dari kegiatan tersebut akan digunakan untuk mendanai paleontolog wanita masa depan.

“Bagi wanita, ini adalah kesempatan untuk berbagi hal-hal yang telah terjadi pada mereka atau cara mereka melihat institusi mereka bisa melakukan yang lebih baik,” kata Currano.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah Alasan Pembayaran dengan Uang Tunai di Jepang Masih Menjadi “Raja” Meski Berteknologi Tinggi

3 Pasangan Korea Ini Cinlok Namun Tetap Mesra, Siapa Saja?