CakapCakap – Cakap People! Para pemimpin dan otoritas daerah telah berjuang untuk meredakan ketegangan yang berasal dari penyalahgunaan rasisme baru-baru ini terhadap mahasiswa Papua, yang telah memicu protes luas di Papua dan Papua Barat.
Setelah meminta maaf atas nama masyarakat Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengadakan pertemuan dengan masyarakat Papua yang tinggal di Surabaya di kediaman Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen.Pol. Luki Hermawan pada Senin malam.
Selama acara, Khofifah, bersama wakil gubernur Emil Dardak, bergabung dengan masyarakat Papua yang berpartisipasi dalam pertemuan untuk menyanyikan lagu-lagu rakyat Papua, yaitu “Tanah Papua” dan “Aku Papua”, demikian dilaporkan Kantor Berita Antara.
https://www.instagram.com/p/B1XTEKVB4ew/?igshid=1agaulo9ltc08
Dalam akun Instagram-nya, Khofifah memposting foto-foto pertemuannya dengan masyarakat Papua, di mana ia kembali menyampaikan permintaan maaf kepada orang-orang Papua yang terluka oleh pernyataan rasial oleh “individu-individu” yang tinggal di provinsi itu, dan mengajak mereka untuk saling menghormati.
“Kita adalah saudara dan saudari yang berbagi negara dan tanah air yang sama. Jangan biarkan diri kita saling mengadu domba dan menjadi musuh, ”tulis Khofifah di akun Instagram miliknya.
Sementara itu, Walikota Malang Sutiaji mengundang mahasiswa Papua yang tinggal di Malang untuk makan siang pada hari Selasa, di mana ia juga memastikan keselamatan mahasiswa dan menolak informasi yang beredar yang menyatakan akan ada penggerebekan dan mahasiswa Papua akan dipaksa meninggalkan kota Malang.
“Kita harus meluruskan ini: Tidak ada diskriminasi dalam kebijakan kami [terhadap orang Papua], karena semua orang adalah sama dan orang Papua […] adalah semua warga negara Indonesia,” katanya.
Demo besar pecah di ibu kota Papua, Jayapura, serta kota Manokwari dan Sorong di Papua Barat pada Senin pagi ketika orang-orang menyatakan kemarahan mereka atas pelecehan ras terhadap mahasiswa Papua yang tinggal di asrama di Surabaya pada hari Minggu.
Para pemimpin daerah lainnya, termasuk Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga menanggapi situasi ini, dengan menyatakan bahwa mereka akan memastikan keamanan orang Papua, termasuk mahasiswa, di provinsi masing-masing.
Nurdin Abdullah segera mengunjungi asrama mahasiswa Papua di Jl. Lanto Daeng Pasewang di Makassar setelah laporan muncul bahwa sebuah kelompok tak dikenal telah menyerang asrama pada Senin malam, beberapa jam setelah protes pecah di Papua dan Papua Barat. Serangan itu memecahkan beberapa jendela di lantai pertama asrama.
https://www.instagram.com/p/B1Ygpq3Fp2j/?igshid=rdlofgqpnetp
Setelah bertemu dengan mahasiswa Papua, Nurdin mengatakan ia menyesalkan insiden itu dan berjanji untuk membenahi kerusakan, sementara personel keamanan akan bertugas mengamankan bangunan untuk mencegah insiden lebih lanjut.
Nurdin meminta maaf atas kejadian tersebut, yang memengaruhi mahasiswa-pelajar Papua di asrama. “Tolong, maafkan kami semua,” katanya.
Di ibukota, Polisi Cengkareng di Jakarta Barat juga bertemu dengan puluhan mahasiswa Papua yang belajar di Akademi Teknik Universitas PLN (STT) dan makan bersama di sebuah restoran di daerah itu pada hari Senin.
Dalam pertemuan itu, Kapolres Cengkareng Kombes. H Khoiri mengingatkan personel keamanan dan kamtibmas (petugas keamanan masyarakat) untuk bekerja sama dengan mahasiswa dari Papua untuk menjaga perdamaian.
Dalam acara terpisah, Polisi Kramat Jati mengunjungi asrama mahasiswa Papua di Batuampar di Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Kami mengimbau mahasiswa dari Papua di Kramat Jati untuk tidak terprovokasi oleh situasi terakhir,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kramatjati Komisaris Nurdin A. Rahman.
Protes di Sorong berlanjut pada hari Selasa, dengan demonstran dilaporkan memblokir sejumlah jalan dan menggelar unjuk rasa di depan kantor walikota Sorong.