in ,

Budaya Kerja yang Toxic, Membuat Pekerja Stres dan Trauma di Tempat Kerja

“Pekerjaan seharusnya tidak melukai siapa pun – secara mental, atau fisik,” katanya.

CakapCakapCakap People! Hampir setengah dari 25.000 orang yang bekerja mengatakan, mereka telah mengalami trauma atau situasi menyedihkan di tempat kerja, demikian diungkapkan sebuah survei.

Dan kurang dari sepertiga (31 persen) mengatakan bahwa mereka telah mengalami kekerasan setelah dilecehkan, diancam atau diserang oleh klien, pelanggan atau rekan kerja, Sydney Morning Herald, Senin, 12 Agustus 2019 melaporkan.

Foto: Unsplash.

Badan tertinggi serikat nasional, Dewan Serikat Buruh Australia (Australian Council of Trade Union), pada hari Senin akan merilis temuan survei lebih dari 25.000 pekerja.

Survei menemukan 47 persen mengatakan mereka telah terpapar pada situasi traumatis atau menyedihkan di tempat kerja dalam 12 bulan terakhir.

Lebih dari separuh orang yang menanggapi survei mengatakan mereka mengetahui bahaya di tempat kerja mereka yang berpotensi menyebabkan penyakit atau cedera serius.

Tiga dari lima pekerja mengatakan mereka mengalami kesehatan mental yang buruk termasuk stres, depresi, dan kecemasan dalam 12 bulan terakhir karena atasan mereka gagal mengelola atau mengatasi kondisi kerja yang tidak aman.

Dale Mills, teller bank berusia 63 tahun dari NSW Central Coast, mengatakan dia meninggalkan pekerjaannya dua tahun lebih cepat dari usia pensiunnya karena budaya kerja “toxic (beracun)”.

“Ini awalnya sebagai tempat yang baik untuk bekerja, tetapi selama bertahun-tahun budaya perusahaan menjadi sangat toxic,” katanya.

“Setiap pagi ada meeting yang menetapkan target yang tidak realistis dan setiap sore ada meeting yang menanyakan mengapa kami tidak bertemu mereka.”

Foto: Pixabay.

Mills mengatakan ada beberapa hari ketika orang berjuang untuk mendapatkan waktu istirahatnya saat di toilet. Dia mengatakan beberapa rekannya makan siang di mobil mereka untuk “mendapatkan kedamaian beberapa menit”.

Ketika dia mulai mengalami masalah jantung, Mills mengatakan bahwa dirinya tak bisa kembali bekerja karena akan membahayakan kesehatannya.

“Saya keluar sebelum 25 tahun di sana, yang memungkinkan saya mengakses cuti layanan lebih lama. Jika lingkungan lebih baik, saya tidak akan memiliki masalah untuk kembali, ”katanya.

Asisten sekretaris ACTU Liam O’Brien mengatakan insiden cedera terkait pekerjaan dan kesehatan mental yang buruk sangat tinggi dan “sepenuhnya dapat dihindari”.

“Pekerjaan seharusnya tidak melukai siapa pun – secara mental, atau fisik,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ini Dia Gejala Pembekuan Darah yang Perlu Kamu Waspadai!

Hati-Hati! Terlalu Sering Konsumsi Makanan Pedas Ternyata Bisa Sebabkan Kerusakan Otak