CakapCakap – Cakap People! Selain psikis, melaksanakan ibadah haji juga tak terlepas dari aktivitas fisik untuk menunjang lancarnya ibadah haji kita. Untuk itu, sangat penting bagi jamaah untuk memperhatikan dan menjaga kesehatannya selama proses tersebut.
Hal itulah yang juga senantiasa dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang terus mengingatkan jamaah agar selalu menjaga kondisi fisik dan psikis. Sebab, daya tahan tubuh adalah salah satu faktor penting untuk menjaga agar ibadah haji sempurna.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka pada Kamis malam, 8 Agustus 2019, menjelaskan 15 hal yang penting dipersiapkan tiap jamaah menjelang puncak ibadah haji.
Seperti diketahui, pada 9-13 Dzulhijjah 1440 Hijriah atau sejak Sabtu, 10 Agustus hingga Rabu, 14 Agustus nanti, jamaah haji mengikuti rangkaian prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Inilah 15 poin penting yang sebaiknya diperhatikan jamaah haji.
1. Makan secara teratur agar tubuh bertenaga dan tidak mudah sakit. Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
2. Sering minum dan tidak perlu menunggu haus. Di Armuzna, suhu diperkirakan kian panas. Waspadai risiko kekurangan cairan (dehidrasi) dan heatstroke.
3. Kurangi aktivitas fisik yang tidak perlu. Simpan tenaga untuk menyelesaikan seluruh prosesi ibadah di Armuzna.
4. Kurangi aktivitas di luar tenda saat di Armuzna.
5. Gunakan alat pelindung diri (APD) saat keluar pondokan atau tenda, termasuk ketika saat mengantre di toilet
6. Jangan lupa membawa obat-obatan pribadi dan mengonsumsinya secara teratur sesuai anjuran dokter.
7. Konsultasikan kesehatan ke petugas terdekat, terutama bagi jemaah berisiko tinggi, baik sebelum berangkat ke Armuzna maupun ketika berada di sana.
8. Bawa larutan oralit dan konsumsi cairan tersebut saat di Armuzna.
9. Saling peduli dan menjaga antarjamaah, minimal yang sekamar atau satu regu. Ingat selalu untuk berangkat dan pulang bersama-sama.
10. Membawa pisau cukur sendiri dan tidak meminjam milik orang lain atau dipinjamkan.
11. Ketika di area Armuzna, tidak naik ke atas bukit, tebing atau bebatuan dan tidak pula berbaring di atas jalan atau kolong kendaraan yang terparkir.
12. Pilih rute melempar jamarat yang aman dan sudah direkomendasikan oleh petugas haji Indonesia, yaitu rute yang melalui tenda-tenda jamaah Indonesia dan masuk melalui terowongan. Di jalur tersebut, para petugas haji dan pos kesehatan tersebar. Adapun di jalur lainnya, kecil kemungkinan adanya perlindungan petugas atau pos kesehatan haji Indonesia sehingga berbahaya jika dilewati jamaah asal Tanah Air.
13. Tidak memaksakan diri melempar jamarat ketika kondisi kesehatan tidak memungkinkan.
14. Melontar jamarat mengikuti jadwal dan durasi yang telah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi. Khusus untuk jamaah Indonesia, waktu melontar yang disarankan pada 10 Dzulhijah ialah setelah ashar atau setelah maghrib. Kemudian, pada 11 Dzulhijah waktunya ialah setelah subuh. Jika melontar di waktu selain itu, jamaah berisiko terpapar suhu yang sangat panas dan berdesakan dengan jamaah dari negara-negara lain. Apalagi, orang asing cenderung memiliki postur tubuh yang lebih besar daripada umumnya orang Indonesia.
15. Hati-hati jika menggunakan tangga berjalan atau eskalator di area jamarat karena lanskap yang curam. Angkat pakaian di atas mata kaki untuk menghindari terinjak atau terbelit di eskalator.