in

Penemu Robot Termuda di Arab, Ini Sosok Hijabers Fatima Al Kaabi Pendulang Prestasi

Mengenal Fatima Al Kaabi, si pembuat robot termuda

CakapCakap – Belakangan, sosok hijabers dari berbagai negara kian menuai prestasi. Sebut saja, seorang hijabers muda, Fatima Al Kaabi yang berasal dari Uni Emirat Arab (UEA). Apa prestasinya, Cakap People? Hijabers ini dinobatkan sebagai penemu termuda di Uni Emirat Arab lho! Lantas siapa sih Fatima ini?

Fatima sendiri merupakan pencipta robot termuda dengan usianya yang baru menginjak usia ke-15. Siswi dari Manor Hall International School, Al Ain, Abu Dhabi ini, telah beberapa menjadi pemenang di bidang science dan menjadi seorang pembicara dalam beragam acara talk show. Tidak heran jika ia lantas mendapatkan beragam penghargaan.

Fatima Al Kaabi (Foto: instagram @fatimaalkaabi_1)

Fatima sendiri mengaku jika dirinya telah menciptakan robot sejak usianya masih sangat muda yakni 7 tahun. Apalagi dengan latar belakang orang tuanya yang bergera di bidang teknologi, hal ini seorang menjadi inspirasi tersendiri baginya dalam menjadi seorang penemu.

“Ayahku adalah seorang insinyur dan ibuku belajar IT. Aku dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mendorongku untuk melakukan segala sesuatu mengenai teknik,” ujar Fatima mengutip dari Stepfeed via lansiran Liputan6.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

تشرفت بمشاركة طالبات مدرسة أم كلثوم الثانوية، العين، الخميس الماضي في الأسبوع الوطني للعلوم. قدمت محاضرة للطالبات عن الإبتكار و كيفية إستغلال الوقت والفرص لخدمة هذا الوطن ولو بالشيء البسيط وبعدها شفت ردة فعل البنات وحماسهم لصنع مشاريع واختراعات تخدم الدولة بأذن الله. بالتوفيق للجميع وأشكر إدارة المدرسة والمعلمات على حسن الاستقبال. I was honored to join the students of the Um Khalthoom school in Alain their celebrations of the national science week. Loved the excitement I sensed from the girls after the session. Good luck to them!

Sebuah kiriman dibagikan oleh Fatima Alkaabi (@fatimaalkaabi_1) pada

“Aku seringkali melihat Ayah memperbaiki televisi di dalam rumah, membicarakan proyek yang tengah dikembangkannya. Aku selalu tertarik dengan apa yang ayah lakukan. Terkadang ayah juga mengajariku beberapa trik untuk memperbaiki sesuatu,” imbuhnya.

Fatima juga mengatakan jika orang tuanya mengetahui bakat serta potensi yang ia miliki sejak ia masih kecil. Mereka pun selanjutnya mendorong Fatima guna mencoba membuat robot sejak ia masih sangat muda.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

الحمدلله حصلت على ميداليتان ذهبيات في المعرض الدولي للإبتكار والإختراع 2018 على هامش ملتقى رواد الإختراع الدولي و برعاية الإتحاد العام لمخترعي أوروبا/فرنسا. الميدالية الأولى عن إختراعي المقود الذكي والميدالية الثانية عن إختراعي روبوت الأطفال المرضى. الحمدلله، هذا الإنجاز العالمي اهديه لدولتي الغالية الإمارات وماشيء صعب على عيال زايد ونحن ما نرضى إلا بالمركز الأول ??? I recently have been awarded two gold medals during the international invention pioneers forum under the organization of the Europe/France inventors association. The first medal is for my smart steering system and the second one is for the teleporter, the sick children’s robot. This achievement goes to my country that taught me to not accept anything but first place ??? #الامارات #uae #شباب_الامارات #عيال_زايد

Sebuah kiriman dibagikan oleh Fatima Alkaabi (@fatimaalkaabi_1) pada

Di tahun 2015, Fatima telah dinobatkan menjadi seorang pembuat robot termuda di dunia di ajang penghargaan Pioneers of UAE oleh seorang pengusaha bernama Sheiks Mohammad. Selain Fatima belum ditemukan lagi penemu termuda lainnya yang telah menciptakan robot.

Prestasi bisa ditunjukkan dalam berbagai hal termasuk juga dengan bakat yang kamu miliki sekarang ini. Jika kamu tengah ingin meraih sesuatu, pantang bagimu untuk menyerah dan terus maju untuk menggapai impianmu. Siapa tahu Cakap People juga akan sukses seperti halnya Fatima yang mampu menciptakan robot sedari ia masih muda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Sembarangan! Ketahui Alasan Sebenarnya Makanan Pasien Tak Boleh Disantap Pengunjung

Banyak Teman Bukan Keharusan, Penelitian Sebut Memiliki Teman Dekat Lebih Penting