Yanita Nurhasanah
CakapCakap – Ketika menjenguk keluarga ataupun kenalan yang sedang sakit, terkadang kita melihat ada makanan pasien yang tidak dihabiskan. Eits tunggu dulu! Meski tak dimakan dan masih bersisa, bukan berarti bisa Cakap People mencicipinya ataupun malah menghabiskannya lho!
Kamu harus tahu jika pasien yang opname di rumah sakit biasanya lebih rentan untuk terkena virus ataupun bakteri yang ada di rumah sakit tersebut. Bakteri ataupun virus tersebut bisa saja membuat pengunjung terjangkiti hingga berpengaruh pada pasien.
Bakteri dan juga virus bisa berpindah dari batuk, bersin dan juga air liur. Jika air liur sudah terinfeksi dan mengenai sendok ataupun makanan pasien, maka virus dan bakteri tersebut bisa saja bepindah pada mereka yang menggunakan sendok ataupun makanan tersebut.
Kamu juga harus tahu jika kecukupan akan nutrisi pada pasien memiliki peran yang cukup besar dalam pemulihan mereka. Dengan pola makan yang sehat dan baik maka tubuh juga akan menjadi lebih kuat dan pastinya bertenaga. Dengan demikian, pasien juga akan cepat sembuh. Makanan di rumah sakit biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien. Ragam nutrisi seperti halnya protein, karbohidrat, vitamin, lemak hingga mineral tentu sangat diperhatikan.
Tim gizi dari rumah sakit juga akan memantau kebutuhan nutrisi dari para pasien apakah terpenuhi atau justru sebaliknya. Jika kamu makan makanan pasien, maka tim gizi akan mengira jika pasienlah yang telah menghabiskan makanan tersebut dan menganggap jika pasien telah dalam kondisi membaik. Hal ini terbukti dari nafsu makan mereka yang meningkat.
Dokter juga bisa saja mencapai kesimpulan untuk memulangkan pasien ke rumah tanpa tahu jika makanan tersebut tidaklah habis oleh pasien itu sendiri. Jika hal ini terjadi maka pasien bisa saja mendapatkan perawatan yang kurang maksimal dan tuntas.
Inilah kenapa ada baiknya untuk tidak memakan makanan pasien karena bisa berdampak buruk pada pasien itu sendiri. Kalaupun Cakap People mendapati pasien yang tidak nafsu makan, maka kamu bisa melaporkannya kepada perawat atau dokter. Jangan malah memakan jatah makanannya dan membuat penilaian tim gizi dan dokter menjadi kurang akurat terhadap pasien.
